- Why Ikhlas is so difficult to do?
- Bahkan punya dapur adalah sebuah nikmat. Patut disyukuri. Apalagi dapur ber-wastafel.
- Ohhhhh… Ternyata masak itu tidak sesusah yang kubayangkan. Tahu gitu dari dulu masak deh. Tapi kalau masak itu ribet, iya. Ribet nyuci perkakas kotornya.
- Alih-alih menunggu sesuatu yang tidak pasti, bukankah lebih baik menyambut apa yang ada saat ini?
- Malam. Hujan. Sunyi. Musik. Bed. Berselimut. Membaca = enjoy. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
- Malam. Hujan. Sunyi. Musik. Bed. Berselimut. Menulis = heaven. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
- Sekedar tahu bahwa kalian baik-baik saja, saya sudah bahagia. #ibuk #bapak #irin #bagas
- Jangan pernah kau tatapkan wajahmu, bantulah aku semampumu. Dee, Hanya Isyarat
- Rasakanlah isyarat yang sanggup kau rasa tanpa perlu kau sentuh. Dee, Hanya Isyarat
- Rasakanlah isyarat yang mampu kau tangkap tanpa perlu kuucap. Dee, Hanya Isyarat
- Teruslah berjalan. Teruslah melangkah. Ku tahu kau tahu, aku ada. Dee&Arina Mocca, Aku Ada
Didepanku: tebing tinggi terjal
Samping kiriku: jurang dalam dibawahnya bebatuan curam
Di samping kananku: semak belukar pekat gelap liar
Aku tidak bisa mundur ke belakang.
Jadi apa yang harus aku lakukan?
Samping kiriku: jurang dalam dibawahnya bebatuan curam
Di samping kananku: semak belukar pekat gelap liar
Aku tidak bisa mundur ke belakang.
Jadi apa yang harus aku lakukan?
Tetap melangkah kearah yang memungkinkan untuk dilalui. Meskipun tertatih. Tetap melakukan apa yang bisa dikerjakan saat ini. Meskipun hati perih.
Kalaupun Allah menghendaki, apa yang kamu inginkan sudah terjadi kok. Jadi jangan berfikir seandainya seperti ini atau seperti itu.
Hening dikantor. Tidak ada manusia lain selain di ruangan ini. Meskipun hari libur, biasanya masih ada beberapa yang piket. Lah ini…. cuma kita doang. Liat di message Pop Up, yang on cuma kompie diruangan ini sama kompie umum.
Dulu, waktu aku kecil, liat orang-orang yang tetep kerja pas hari libur_seperti pak polisi yang tetap mengatur lalu lintas dijalan, pak masinis yang tetap mengemudikan kereta, bu dokter yang tetap memeriksa pasien_itu…. KERENNNNN
Eh gak taunya pas sekarang udah kerja, hari libur pun aku tetep kerja!
Kesimpulannya: Saya adalah bagian dari orang-orang yang KERENNNN itu. Betul gak?
Kantor, 15 Novemver 2012
Mungkin bukan saya saja yang pernah mengalami moment ini, dimana hidup terasa
tidak ada peningkatan. Pekerjaan sekarang sudah begitu membosankan, setiap hari
hanya melakukan pekerjaan yang sama dalam rentang waktu jam delapan pagi sampai
jam empat sore, serta sudah tidak ada tantangan lagi. Tidak ada lagi hal baru
yang bisa dipelajari. Juga, dengan orang yang sama setiap hari.
Gak nyaman. Terisolasi diantara orang-orang yang tidak bisa memahami. Atau
jangan-jangan saya yang tidak mau dipahami dengan tidak membuka diri?
Saya ingin berada di suatu tempat yang tidak ada satu orangpun yang
mengenaliku. Sendiri, mengamati hal baru. Bahwa bumi ini sangat luas.
Pemandangan, gaya hidup, dan kebudayaan disini berbeda dengan tempat di belahan
bumi sana. Pasti banyak hikmah yang bisa diambil.
Rasanya saya juga ingin berada disuatu tempat yang sejuk, hanya membaca buku
yang aku suka dan menulis apa yang aku bisa.
Hmm, Pengen enam hari kedepan tanpa menghidupkan ponsel. Bisa gak ya…
Jumat, 30 November 2012
Woooooooooowww.. Rasanya gagal, dan gagal lagi, lagi, dan lagi itu……
muantepp. Hatiku rasanya sesak sekali. Sampai gak perlu disuruh bilang wow aku
sudah bilang wow dengan ikhlas. Ya Allah…. ini bercandaan kan? Iya kan? Sungguh
aku berharap ini semua hanya bercandaan saja. Seperti jika ada yang ulang tahun,
biasanyakan orang itu dikerjain dulu kan, entah dimarah-marahi, dibentak-bentak,
mau ditangkep polisi, sampai kondisi yang tidak meng-enakan yang lain. Sampai
kemudian ada teriakan SURPRISE… dan nyanyian ulang tahunpun berkumandang,
ditambah dengan seseorang yang membawakan kue ulang tahun. dan berbaliklah
seketika kondisi yang tidak meng-enakan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Ya,
aku harap, diujung ketidaknyamanan rasa ini ada sebuah kejutan yang indah luar
biasa. Yang dahsyat luar biasalah pokoknya. yang membuat aku speechless. Gak
bisa berkata-kata lagi saking terharunya! Ah, sepertinya berhubung aku termasuk
hamba yang males makanya Allah menyentil saya dengan cara ini.
Kuekekekekekkekekke.
Kadang aku merasa ini akibat dosaku yang banyak dan berlimpah ruah. mulai
dari penyalit hatiku yang sombong iri hati suka ngedoain jelek orang, sampai
kelalaianku akan ketaatan pada Allah. makanya Allah belum memberiku jalan kearah
sana. ya mendingan Allah ngasih posisi-posisi itu ke hambaNya yang baik
hati dan tidak sombong serta rajin menabung berhati suci dan taat kan?
Ah yasudah lah, kalau memang begitu semoga itu bisa menjadi sarana untuk
mengurangi dosa-dosaku yang banyaknya bagai buih di lautan ini.
Astaghfirullahaladziim.
Atau bisa jadi Allah berencana menaikkan derajatku dengan itu semua yang
berarti itu adalah ujian. Yang harus kutempuh. Kalau aku lulus ya, naik kelas!
kalau gak lulus ya, silahkan tetap ditempat. Jika memang begitu, hamba ingin
lulus ya Allah, hamba ingin naik kelas, hamba gak mau tetap ditempat, gak
maju-maju dong… gimana ya biar aku bisa lulus ujian? mungkin, dengan
menyelesaikan semua ujian satu-satu, dengan baik dan sabar, gak boleh
tergesa-gesa pengen cepat selesai tapi hasilnya salah. Disikapi berdasarkan
petunjuk dari Allah dan Rasulullah. makanya banyak-banyak baca Al-Qur’an biar
dapat petunjuk. terus menjalaninya dengan ikhlas hati dan keridhoan. Bahwa ini
semua tidak mungkin berjalan tanpa kehendak-Nya. Allah tahu segala yang
menimpaku. bahkan Ia tahu bagaimana isi hatiku sampai yang terdalam, yang
mungkin aku sendiri belum menyadari isi hati yang terdalam itu. Allah tahu itu.
Allah juga tidak akan memberikan ujian diluar kesanggupan hambaNya. Jadi kalau
Allah masih membiarkan ini semua terjadi, berarti aku masih mampu melewatinya.
Kalaupun Allah ingin mengubahnya, mudah saja. Kun Fayakuun. Jika belum berubah,
berarti memang Allah belum mau merubahnya. Jadi keinget sebuah kalimat dari
Andrea Hirata, penulis kondang itu, yang bukunya diterjemahin ke banyak bahasa
di dunia, yang punya agen di Amerika sono, bahwa
Tuhan tahu, tapi menunggu
Allah menunggu saat yang tepat untukku.
Kalau dipikir-pikir, baik kemungkinan satu yang aku banyak dosa maupun
kemungkinan kedua yang Allah akan menaikkan derajatku, semuanya baik untukku.
Siapa yang menolak dosanya dihapus? Siapa juga yang gak mau naik derajat? Jadi
intinya apa yang aku alami ini, pasti ada hikmahnya? begitu? ooohhhhh,,,, aku
jadi tenang mendengarnya. Ya, pasti ada hikmah dibalik ini semua. mungkin juga
kebaikan yang masih tersembunyi. Masih tersembunyi. Entah kapan terlihatnya.
Gimana, masih sedih? Ah wislah, serahken saja ke Allah, Dia lebih tahu
skenario terbaik hidup kita. Lagian, dengan peristiwa-peristiwa diatas hidupmu
tidak sampai kekurangan harta dan membuatmu punya penyakit fisik kan? Inget, itu
juga patut disyukuri atas nikmat harta dan kesehatan. Diluar sana banyak orang
yang bahkan untuk makan saja tidak punya uang. Diluar sana banyak orang sakit.
Yakinlah, Allah selalu baik pada hamba-hambaNya.
Keterangan: tulisan ini dibuat untuk menghibur diri sendiri yang sedang
gundah gulana tingkat akut. kalaupun masih ada rasa sedih-sedih, mudah-mudahan
bisa lenyapp nyap nyap tak berbekas. aamiin.
Rak buku kecilku disinari cahaya pagi. Semoga saya bisa memperoleh
cahaya kehidupan dari buku-buku yang pernah saya baca, dan berkesempatan
untuk membagikannya juga.
Oh ya harapan saya, akan ada rak buku-rak buku lain yang saya punya
kelak dikemudian hari. Kalau bisa sampai memenuhi ruangan yang ada di
rumah! Semoga. Saya selalu mupeng kalau lihat perpustakaan pribadi yang
keren-keren. Cool aja gitu kayaknya punya banyak buku. eheheheheheh.
Seru aja kalau punya ruang baca yang luas. Bisa jadi tempat yang
bagus untuk melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan yang kadang
menyedihkan, mengecewakan, juga menggalaukan, ;)
- Punya ibu kosan perhitungan itu …
- Bagaimana bisa, patah hati sebelum mencintai. Tapi rasanya kok saya sedang mengalaminya ya. Kuekekkekekeke.
- Kalau ada bolpoint dan atau pensil yang sekiranya lucu, pasti saya tidak tahan untuk beli deh. Meskipun kata temen, buat apa toh jarang nulis manual. I don’t know why. Suka aja.
- Pengen beli jam dinding, jam beker, sama jam tangan. Biar kalau hape ketinggalan nggak ngrampas (baca: pinjam) hape orang. Apaaaa? Jadi guna hape lebih kepada penunjuk waktu? Ckckckckckkckc.
- Dalam kamusku, kreatif memanfaatkan barang bekas beda tuipis dengan pengiritan. Kalau saya sedang rajin-rajinnya (sok) berkreasi menggunakan barang bekas, berarti saya sedang meminimalisir anggaran. Kakakkakaakka.
- Tidak pernah Allah menurunkan kesulitan tanpa menyertakan kemudahan. [edisi optimis]
Berniat menghilangkan penat, jadilah saya dan seorang teman nge-bolang
di Pekalongan. Kenapa Pekalongan? Alasannya simple. Perjalanan kesana
bisa ditempuh menggunakan kereta api dengan waktu tempuh pulang-pergi
satu hari dari Semarang. Ceritanya kami pengen merasakan sensasi naik
kereta setelah sekian lama cuma menggunakan transportasi darat yang
lain. Menikmati suasana kereta api ekonomi, serta memandang lautan lepas
dari dalam gerbong. Dan yang penting, bisa belanja batik murah!
Semangatnya kalau sudah ada kaitannya dengan belanja, :)
Sampai si Stasiun Pekalongan, kami baru kepikiran tujuan. Jadi sebelumnya belum tau mau kemana? Belum. Pokoknya naik kereta ke Pekalongan aja. Yang pertama kali kami lakukan adalah googling tempat-tempat wisata Pekalongan. Akhirnya kami memutuskan tempat yang pertama dikunjungi adalah Museum Batik. Dari Stasiun kami naik angkot satu kali dengan biaya per orangnya dua ribu rupiah saja.
Banyak koleksi batik original dari jaman dahulu. Dari batik jaman penjajahan sampai batik modern. Tiap pola batik ternyata ada filosofinya tersendiri ya. Sayang saya bukan penikmat seni lukis yang baik, jadi tidak bisa membedakan mana corak batik yang baik ataupun menarik dan unik. Ada juga pameran bahan-bahan pembuatan batik seperti pewarna batik baik pewarna alami maupun pewarna buatan. Sayang di ruang koleksi ini kami tidak diperkenankan untuk mengambil gambar. Kesimpulannya, diruangan ini kami tidak bisa menyalurkan bakat narsisme. Kekekkeek.
Beralih diruangan lain, tersimpan koleksi batik Bapak Presiden kita tercinta, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono beserta keluarga, serta koleksi bapak Wakil Presiden, Bapak Boediono beserta keluarga. Koleksi batik ketika dipakai dalam acara kenegaraan maupun koleksi pribadi.
Di ruangan terakhir, dipamerkan batik-batik dari Solo dan Jogja serta batik pemberian beberapa tokoh Indonesia yang sayangnya saya lupa nama-namanya.
Setelah cukup puas mantengin beragam corak batik, kami diajak untuk melihat bagaimana proses pembuatan batik. Yang pasti disini tidak ketinggalan yang namanya canting.
Lihat koleksi batik sudah, lihat proses pembuatan batik sudah, kami lanjut foto-foto disekitar museum yang diperbolehkan mengambil gambar, muterin toko accesories batik, untuk kemudian beralih ke tempat wisata selanjutnya.
Pantai Pelabuhan
Mau langsung ke pusat batik Sentono, tapi kok masih relatif pagi. Kami pun mempertimbangkan ide pergi ke laut. Tadi bapak supir angkot menuju museum batik bilang kalau disini dekat dengan laut. Yaa, gak ada salahnya ke laut. Siapa tahu dengan memandangi laut segala uneg-uneg hati bisa dikeluarkan dengan meneriakkannya. Kan biasanya kalau ada orang yang teriak suruh pergi ke laut aja, biar gak ada yang menegur. Seperti laut siap menampung segala. Apalagi cuma menampung suara manusia yang bisa jadi sebelum sampai ke tengah laut sudah pecah dibawa hembusan angin.
Dari museum kami menggunakan angkutan becak untuk sampai laut. Kalau naik angkot katanya muter jauh dulu. Lagian juga lebih enakan naik becak menurutku. Bisa sambil menikmati suasana kota Pekalongan di pagi menjelang siang hari. Masa naik angkutan cepat lagi, naik angkutan cepat lagi. Sekali-kali naik angkutan yang pelan-pelan. Toh disini saya gak mau diburu waktu. Bye bye kerjaan, bye bye rutinitas.
Di atas becak, saya merasakan hembusan angin yang cukup kencang, membawakan bau laut! Masuk Pantai Pelabuhan cukup membayar lima ribu rupiah untuk dua orang.
Selain menyuguhkan pemandangan laut luas, gulungan ombak, dan semilir angin, disini juga terdapat kebun binatang mini.
Melihat orang-orang naik perahu, kami jadi tertarik. Dengan cukup sepuluh ribu rupiah saja, kami berdua bisa naik perahu muter-muter di tengah laut. Woww, ternyata ombaknya tidak setenang yang kubayangkan. Saya takut, perahunya terlalu oleng mengikuti kerasnya ombak. Tidak perduli bagaimana anggapan bapak pengemudi perahu, kami berdua teriak-teriak mencoba menepis ketakutan. Takut kalau perahunya terguling lah, takut pokoknya. Dan pusing, kiri air, kanan air, depan air, belakang air.
Jadi belum selesai muter-muter, kami minta bapak pengemudi untuk kembali ke tepi. Sudah cukup pak, daripada kita kayak orang gak jelas, teriak-teriak terus, :)
Oh ya, melihat perahu, naik perahu, saya jadi teringat dengan film Perahu Kertas 1 dan Perahu Kertas 2 yang lagi hangat-hangatnya dibicarakan. Perahu kertas ku kan melajuuuuuu … Heheheh, nyanyi mode ON.
Kembali ke tepi laut, kami menenangkan diri. Cari tempat yang rindang, duduk diatas rumput, memandang lautan luas, sambil makan es krim.
Pusat Batik Sentono Pekalongan
Luas banget pasarnya. Seperti lautan batik. Disini menyediakan berbagaimacam baju batik. Lengkap. Mulai dari harga murah sampai mahal. Grosir maupun eceran. Disini dijamin mupeng semua. Setelah capek berkeliling, akhirnya saya membeli long dress dan daster, serta membelikan blues untuk adek.
Sudah sore. Pulang ah, biar gak kemaleman sampai Semarang. Pulang ke Semarang kami naik bus. Nunggu kereta kelamaan, adanya jadwal jam lima sore.
Goodbye Pekalongan.
Saya begitu excited dengan Perahu Kertas Part 1 sehingga tidak sabar dengan kelanjutannya. namun setelah menonton Part 2-nya, saya tidak sepuas sebelumnya. Saya justru lebih suka Perahu Kertas 1 yang saya fikir alurnya lebih mengalir.
Di Part 2 ini memang tempat berkumpul semua konflik. Emosi setiap pemeran bisa jadi terkuras banyak. Penggambaran perasaan setiap tokoh memang bagus. Begitu mengaduk-aduk emosi. Perasaan Kugy yang masih suka Keenan tapi pada saat yang sama dia punya Remi.
Perasaan Keenan selalu suka sama Kugy namun ketika mereka bertemu kembali, Keenan sudah punya Luhde yang begitu baik hati. Remi suka Kugy, namun apa artinya jika hati Kugy sesungguhnya berada di tempat lain? Kata Remi untuk Kugy: Cari seseorang yang kamu mau memberikan apapun untuknya tanpa dia meminta. Luhde suka Keenan, namun dia belajar dari seseorang, bahwa hati itu dipilih, bukan memilih. Sampai disini saya suka.
Perasaan Keenan selalu suka sama Kugy namun ketika mereka bertemu kembali, Keenan sudah punya Luhde yang begitu baik hati. Remi suka Kugy, namun apa artinya jika hati Kugy sesungguhnya berada di tempat lain? Kata Remi untuk Kugy: Cari seseorang yang kamu mau memberikan apapun untuknya tanpa dia meminta. Luhde suka Keenan, namun dia belajar dari seseorang, bahwa hati itu dipilih, bukan memilih. Sampai disini saya suka.
Setelah Remi melepas Kugy, dan Luhde melepas Keenan, kok ujug-ujug selesai. Saya fikir masih ada kegalauan diantara Kugy dan Keenan. Saya pikir masih ada cerita Kugy galau. Karena eskipun sudah dilepas sama Remi, bukankah Keenan masih bersama Luhde? Keenan juga galau. Meskipun sudah dilepas Luhde, bukankah Kugy bisa jadi masih bersama Remi? Saya pikir masih ada perasaan-perasaan saling mengharapkan itu.
Untuk keseluruhan bagus, bagus banget. namun menurut saya, ada yang kurang dikit, sayang endingnya kurang mengalir, terkesan ujug-ujug.
Gambar dari youtube.com dan dari sini
Gambar dari youtube.com dan dari sini
Sudah satu setengah tahun di Semarang, baru sekali ini saya menikmati
pagi sendiri di Simpang Lima. Dengan tujuan yang mulia, yaitu olahraga,
lari pagi, :) Alhamdulillah, akhirnya sadar juga saya akan kebutuhan
olahraga.
Jadi rencanyanya habis solat subuh, dan selesai nonton Wisata Hati Ust. Yusuf Mansur saya ingin keluar untuk lari pagi. Tapi selesai Wisata Hati, pindah channel, eh ada Behind The Scene Perahu Kertas 2! Hehe, jadilah keluar kosannya diundur. Nonton dulu, nanti siang rencananya mau nonton film ini sama adek perempuanku.
Jam enam pagi, agak ragu untuk keluar, sudah siangan kan... Tapi akhirnya keluar juga. Entah kemana pokoknya lari pagi. Di Tri Lomba Juang Boleh, di Taman KB bisa, di Simpang Lima pun tidak apa-apa. Cuma berhubung sebelumnya saya tidak pernah lari pagi di tempat-tempat tersebut, saya gamang juga. Gimana nanti kalau sudah sampai sana gak ada yang lari pagi, kan malu kalau saya sendiri. Alhasil saya keluar kosan dengan memngendarai sepeda motor, sambil lihat-lihat situasi dulu, mana diantara ketiga tempat itu yang kondusif. Lewat Tri Lomba Juang, sepertinya sedang ada acara, rame bangett, ogah ah, nanti saya disana kayak orang bloon lagi gak tau apa-apa. Lewat taman KB, kok udah rame anak sekolah, gak ah malu lari sendiri diliatin anak-anak sekolahan. Lewat Simpang Lima, nah, cocok nih buat lari pagi. Banyak temennya!
Saya pun memarkir sepeda motor di Masjid Baiturrahman. Dan disini kedudulan saya kumat. Malu Sekali saya.
Lanjut, Lari Pagi di Simpang Lima. Eh pas lari-lari liat baliho ini
Ada Perahu Kertas 2! Yayyy, jadi gak sabar buat nonton film ini, penasaran bagaimana kelanjutan kisah Perahu Kertas Part 1. Tunggu sampai jam dua siang.
Setelah lari dua putaran, udah ah. Besok-besok lagi. Biar gak kaget badan ini.Eh tapi lari pagi di Simpang Lima itu, keringetnya dapet, udara
sejuknya enggak, :)
Sebelum pulang ke kosan beli bubur ayam dan cilok dulu untuk sarapan.
*Jumat 5 Oktober 2012 diantara belantara kendaraan kota. Simpang Lima.
Saya heran dengan diri saya sendiri, kenapa kedudulanku gak
ilang-ilang sejak jaman sekolah dulu. Ada saja kecerobohan ataupun
kebodohan yang saya buat. Kadang lucu, lebih sering memalukan tapi.
Waktu
di loket parkir Masjid, Mas petugas bilang tarifnya lima ratus. Dalam
hati saya membatin, ih kok murah banget tarif parkirnya. Dipasar
tradisional aja tarif parkir seribu. Tapi baguslah, murah. Toh receh
yang ada cuma limaratus. Pas. Jadi saya PeDe saja memberi ke petugas
uang limaratus perak. Tapi kok pandangan masnya gimana gitu.
Jangan-jangan kurang. Enggak lah, kalau kurang pasti masnya sudah
menegur. Oke, saya pun lanjut memarkir kendaraan. Menuju Simpang Lima,
hati saya masih membatin, jangan-jangan saya tadi salah denger, harusnya
seribu limaratus tapi saya dengernya cuma limaratus. Kalau iya, malu
bangeeeeett.
Ketika saya mengambil karcis parkir untuk
diberikan ke petugas parkir di pintu keluar, saya terkejut. Dugaan saya
benar. Saya salah dengar. Harusnya tarifnya seribu limaratus! Duh,
malunyaaaaa. namun begitu dengan muka tempok saya menuju loket parkir,
berniat memberi kekurangan tarif. Bagaimanapun juga seribu rupiah itu
adalah uang. Beruntung petugasnya sekarang sudah ganti dengan Mbak-Mbak.
Setidaknya saya tidak terlalu malu sama Mas yang tadi. Dengan
memberanikan diri saya memberi uang seribu rupiah sambil berkata, maaf mbak, ini kekurangan saya yang tadi, sambil cengar cengir dan langsung kabuuuurrr. Mbak-nya bengong, gak ngerti tapi menerima juga pemberian uang dariku.
Jadi, Hikmahnya adalah, kalau ada orang ngomong dengerin baik-baik dan perhatikan dengan seksama, :)
Aneh ya, dulu jaman di Bandung, saya kurang suka makan bubur ayam. Saya lebih memilih kupat sayur, nasi uduk, nasi kuning, nasi goreng, ataupun ketoprak sebagai menu sarapan praktis. Pokoknya bubur ayam itu pilihan terakhir deh..
Tapi sekarang, ketika saya kangen dengan masa-masa kuliah di Bandung, mendadak saya jadi biasa saja makan bubur ayam. Jadi awalnya coba beli aja, antusias menemukan sesuatu yang berhubungan dengan jaman kuliah kan, pengen sedikit bernostalgia gitu, eh ternyata doyan juga, :)
Gak cuma bubur ayam, pas menemukan cilok pun, saya langsung membelinya.
Apakah memang begitu: ketika kita kangen terhadap sesuatu, kita akan
mencari apapun yang berhubungan dengannya, meskipun hal itu tidak kita
sukai sekalipun?
Hari minggu kemarin, seperti cerita saya sebelumnya, saya menghadiri pesta ulang tahun anak temen. Dalam postingan tersebut saya mempertanyakan tujuan dari perayaan ulang tahun yang mewah.
Sebagai bentuk syukur? Tapi jarang sekali perayaan disertai doa
bersama. Ingin berbagi kebahagiaan dengan sesama? Haruskah dengan cara
seperti itu? Menurut saya lebih bagus jika perayaannya bersama anak-anak
yang membutuhkan. Untuk membahagiakan anak? Perhatian dan pengertian
orang tua bisa lebih dari membahagiakan. Apalagi jika sang anak masih
kecil. Masih belum mengerti.
Saya masih belum mengerti esensi perayaan
ulang tahun. Saya lebih tidak mengerti lagi ketika sang anak yang
berulang tahun justru tertidur ketika perayaan. Lantas untuk siapa?
Namun sekali lagi, semua itu pilihan sadar masing-masing individu.
Mungkin saya belum mengerti saja. Karena keterbatasan pengalaman dan
pemahaman.
sumber gambar
sumber gambar
Ketika saya masih kecil, keluarga saya tidak mengenal acara pesta ulang tahun. Seingat saya tidak pernah sekalipun ulang tahun saya dirayakan dirumah dengan mengundang teman-teman sekolah. Palingan ketika ulang tahun saya tiba, ibu membuatkan nasi kuning. Untuk syukuran ultah kecil-kecilan. Cuma dihadiri orang serumah ditambah tetangga sebelah. Berdoa supaya hidup saya diliputi keberkahan.
Sedangkan bagi sebagian anak lain, hari ulang tahun tidak lengkap tanpa dirayakan, bahkan kalau perlu perayaan besar-besaran dan meriah. Dari ulang tahun pertama pun, ada yang sudah mengeluarkan banyak uang untuk itu. Ya gak masalah sih ya, toh mereka mampu dan juga sudah membagi sebagian yang dipunya untuk orang yang berhak.
Namun terbersit pertanyaan di benak saya. Apa sebenarnya inti dari merayakan hari ulang tahun? Dan bagi orang tua yang membuatkan acara ulang tahun, untuk apa membuatkan acara mewah, padahal sang anak pun masih kecil, masih belum mengerti?
Ah, mungkin saya yang tidak mengerti. Karena pikiran saya yang masih kampungan. Eh tapi yang pasti, perayaan ulang tahun itu tidak dilarang kok. Tergantung pilihan setiap orang.
*Beberapa jam memenuhi undangan pesta ulang tahun keponakan (anak dari seorang teman). Ulang Tahun Ke-1. Happy B-day dek... jadi anak solihah yaaa
sumber gambar
Apa yang membuatmu kalut?
Sudahlah, jangan menangis
Semua ini sudah ada yang mengatur
Rasa bersalah memang lebih manjur menggalaukan dari masalah itu sendiri
Toh kalau masih seperti ini bukankah diluar kuasamu juga
Dirimu memang salah
Tapi tidak perlu merutuki diri apalagi bunuh diri
Kalau dirimu melakukan kebaikan yang bisa dirayakan
Kamu tidak merayakannya
Seimbanglah
Maafkanlah dirimu selayaknya engkau mudah memaafkan orang lain
Agar hati lapang
Melangkahpun tanpa beban
Apa yang memberatkan hatimu?
Jika bersama Tuhan mu, apalagi yang dikuatirkan?
Kamu yakin bahwa Tuhan selalu membersamai kan?
Jika kamu merasa begitu namun masih khawatir juga, bukankah sama saja kamu tidak percaya terhadap kuasaNya, kasih sayangNya, serta ke Maha Mengetahui-an-Nya?
Sudahlah, apalagi yang kau kuatirkan?
23:46 29/09/12
sumber gambar
Sudahlah, jangan menangis
Semua ini sudah ada yang mengatur
Rasa bersalah memang lebih manjur menggalaukan dari masalah itu sendiri
Toh kalau masih seperti ini bukankah diluar kuasamu juga
Dirimu memang salah
Tapi tidak perlu merutuki diri apalagi bunuh diri
Kalau dirimu melakukan kebaikan yang bisa dirayakan
Kamu tidak merayakannya
Seimbanglah
Maafkanlah dirimu selayaknya engkau mudah memaafkan orang lain
Agar hati lapang
Melangkahpun tanpa beban
Apa yang memberatkan hatimu?
Jika bersama Tuhan mu, apalagi yang dikuatirkan?
Kamu yakin bahwa Tuhan selalu membersamai kan?
Jika kamu merasa begitu namun masih khawatir juga, bukankah sama saja kamu tidak percaya terhadap kuasaNya, kasih sayangNya, serta ke Maha Mengetahui-an-Nya?
Sudahlah, apalagi yang kau kuatirkan?
23:46 29/09/12
sumber gambar
Apa yang harus dilakukan ketika mendapati diri begitu bodoh, tergesa, dan penakut? Memaafkan terberat adalah memaafkan diri sendiri. Kenapa juga sering merasa bersalah sekali alih-alih memberi banyak kesempatan untuk memberi pemakluman maupun mempersilahkan diri menikmati apa yang diingini.
Bisa jadi sebagian besar rasa bersalah berasal dari ketidaksungguhan dalam melaksanakan sesuatu ataupun banyak kesia-siaan dalam hidup. Akan berbeda halnya jika setiap saat sudah melakukan yang terbaik sesuai kemampuan. Kalaupun hasilnya kurang sesuai kemauan, ya apa boleh buat. Yang penting sudah berusaha seoptimal mungkin. Nah kalau tidak pernah berusaha? Bisa jadi penyesalan utama bukan karena hasil akhirnya, tetapi karena tidak pernah berproses itu sendiri!
Lah, memang salah kok. Kembali ke pertanyaan awal. Jika sudah melakukan kesalahan: bertindak bodoh, tergesa, penakut, dan tidak jujur terhadap diri sendiri. Bisa dimaafkan gak? Lantas apa yang harus dilakukan?
Pilihan hanya ada dua. Memaafkan dan tidak. Dan mengapa harus tidak memaafkan? Memangnya dengan tidak memaafkan yang sudah terjadi bisa berubah kembali? Dan apakah hidup menjadi lebih baik?
Ya. Sekarang, lapangkan dada, damaikan hati, tenangkan jiwa. Ikhlaskan semuanya. Percaya
:Semua yang terjadi atas diri ada campur tanganNya.
Ket: Catatan ini lebih ditujukan untuk diri saya sendiri.
09/01/12 23:16
sumber gambar
Udah banyak ya yang menulis review Film Perahu Kertas, adaptasi dari novel Perahu Kertas karya Dewi “Dee” Lestari. Saya berkesempatan nonton film ini hari selasa 28 Agustus kemarin. Sempet khawatir gak bisa nonton, karena keburu ditarik dari bioskop, eh ternyata yang nonton masih penuh juga padahal udah diputer selama 12 hari. Hm, cukup betah di bioskop ya, mengingat film ini tayang perdana tanngal 16 Agustus. Dan sepertinya sampai hari ini juga masih eksis, :)
Saya tidak akan menceritakan bagaimana kisah di dalam Film Perahu Kertas. Ceritanya kurang lebih sama seperti di novelnya, jika ada yang belum tahu, bisa dibaca di sini. Saya hanya ingin membagi kesan setelah menonton visualisasi Perahu Kertas.
Pertama. Terasa sekali Radar Neptunus dan pelantikan Agen Neptunus. Di novel saya gak begitu ngeh lho mengenai lantik melantik agen neptunus ini. Pemeran utama dalam cerita adalah Kugy, dia dianggap aneh oleh orang-orang yang merasa waras disekitarnya. Ya gimana gak aneh, habis Kugy senang banget membuat surat yang dibentuk menjadi Perahu Kertas, untuk kemudian dihanyutkan di aliran air mana saja, dengan anggapan bahwa perahu kertas yang berlayar ini akan sampai kepada Raja Neptunus Penguasa laut. Jadi Kugy mentahbiskan diri sebagai agen raja Neptunus di Bumi. Makanya, dalam mencari inspirasi (bahkan mencari orangpun) Kugy sering meletakkan tangan diatas kepala menyerupai radar, berharap radar tersebut sampai ke raja Neptunus, dan dapat deh inspirasinya. Radar dan Agen Neptunus ini seperti menjadi icon dari film, dan mungkin karena saking bagusnya penggambaran di dalam film, tidak sedikit dari penonton yang kemudian mengaku menjadi Agen Neptunus dan bergaya dengan memasang Radar.
Kedua. “Karena bersama kamu, aku tidak takut jadi pemimpi.” Kalimat Kugy yang ditujukan untuk Keenan ini, istilahnya, gue banget. Huaaa, saya juga ingin menemukan sosok kamu yang bisa membuat saya tidak takut lagi menjadi seorang pemimpi, yang selalu mendukung mimpi-mimpi saya yang mungkin kata orang lain sepele dan gak penting, serta akan siap sedia membantu untuk mewujudkannya. Ah, semoga saya bisa menemukannya. *berdoa
Ketiga. Kuny, Keenan, dan Remi tahu apa yang mereka mau, dan mereka mau menjadikannya nyata, meskipun ada banyak hal yang bisa membuat mereka menyerah. Ah ya, saya juga ingat perkataan Keenan terhadap Kugy, bahwa batas antara menyerah dan realistis adalah tipis. Setuju dengan kalimat Keenan? *ngangkat alis
Keenan suka menggambar
Keempat. Perkataan Keenan, “Pada akhirnya kita juga tahu kok, mana yang diri kita sebenarnya, dan mana yang bukan kita sebenarnya.” Ya, sering kali kita dituntut untuk berbuat seperti layaknya kebanyakan orang, seperti apa kata mayoritas orang, sesuai lazimnya kebiasaan yang berlaku di masyarakat, sampai terkadang mengacuhkan kata hati sendiri. Namun sebenarnya kalau mau jujur, kita bisa menilai, apakah yang kita lakukan merupakan keinginan tulus diri sendiri atau cuma ngikutin orang lain. Disini point yang saya tangkap, kita perlu jujur terhadap diri sendiri.
“Pada akhirnya kita juga tahu kok, mana yang diri kita sebenarnya, dan mana yang bukan kita sebenarnya..."
Kelima. Saya suka soundtrack-nya. Lagu-lagu yang melatarbelakanginya, menurut saya tidak seperti soundtrack film kebanyakan. Selain karena begitu bisa mewakili isi cerita, juga karena lirik dan lagu yang indah.
Kesimpulan saya, benar kata Dee, bahwa meskipun film-nya agak sedikit berbeda dengan novel, namun spirit dari film ini tetap sama. Spirit sama.
1 September 2012 06:10 di kamar rumah.
Buku The Ghost Writer, Sang Penulis Bayangan, menurut saya bagus. Awalnya saya memang merasa berat membacanya, karena buku terjemahan biasanya bahasanya agak kurang familiar, seperti kaku dan baku sekali. Khas seperti buku terjemahan lainnya_harus benar-benar dibaca, baru bisa mengerti apa maksudnya. Dan ketika sudah mengerti maksudnya, oo.. ternyata begini.
Ternyata tata bahasa yang digunakan novel ini bagus, pemilihan katanya cerdas, cenderung singkat, namun cukup efektif. Tidak perlu bertele-tele untuk menjelaskan sebuah peristiwa, tidak perlu berpanjang lebar untuk menunjukkan bahwa sebuah peristiwa yang terjadi itu luar biasa, cara bertutur yang apa adanya. Saya sering terkejut menyadari bahwa betapa bagusnya kalimat yang baru saja saya baca. Dan sering terbersit, "Kok bisa ya", penulisnya merangkai kata sedemikian rupa sehingga pas. Pas. Tidak berusaha menunjukkan dengan tulisan berlebihan, tapi penulis bisa memunculkan kesan bahwa hal ini luar biasa.
Sepanjang membaca buku ini, saya sering membatin, kok bisa sih bahasanya bisa bagus seperti ini. Tidak perlu menunjukkan situasi kondisi dengan bahasa berlebihan, tapi pembaca akan terkejut dan menyadari sendiri bahwa kalimat tersebut istimewa.
Tidak hanya gaya bahasanya, tapi ide cerita, konflik, alurnya, keren. Kok penulisnya kepikiran cerita seperti itu. Seperti benar-benar telah terjadi. Antara satu peristiwa ke peristiwa lain dijelaskan dengan begitu mengalir, tidak ada kesan ujug-ujug dan dipaksakan seperti layaknya sinetron Indonesia.
Lagi, kok bisa sih penulis menulis cerita seperti itu? Berapa buku yang telah dihabiskan untuk mengetahui sampai detail cerita? Buku apa saja yang dibacanya? Pastilah sang penulis novel keren sekali, sudah menguasai berbagai hal, telah berhasil membaca banyak buku, dan yang terpenting, dia telah berhasil mengalahkan dirinya sendiri untuk bisa menulis, selalu menulis, dalam keadaan apapun. Keren. Dan dalam kalimat-kalimatnya, seperti terselip curcol alias curhat colongan penulis tentang bagaimana selama ini dia bisa menaklukan diri untuk menulis. Kalimat ini, gue banget. Apa yang ditulisnya seribu persen benar, dan ternyata tidak hanya saya saja yang sering mengalaminya, :)
"Dari semua aktivitas manusia, menulis adalah salah satu kegiatan yang paling mudah dicarikan dalih untuk tidak dimulai_mejanya terlalu besar, mejanya terlalu kecil, terlalu ramai, terlalu sepi, terlalu panas, terlalu dingin, terlalu dini, terlalu telat. Sudah bertahun-tahun aku belajar mengabaikan semuanya, pokoknya mulai bekerja."
Benar sekali kalimat tersebut.
===
Cerita dimulai dengan terbunuhnya Mike McAra_ajudan perdana menteri Inggris, Adam Lang_yang didaulat untuk menulis memoar sang perdana menteri. Nah, karena sang penulis meninggal, entah kecelakaan entah bunuh diri, maka diperlukan pengganti Mike McAra sebagai penulis bayangan. Maka ditunjuklah Sang Penulis Bayangan. Disini saya menyebutnya dengan “aku” saja. *Ya Allah, sudah menamatkan novelnya tapi saya tidak tahu nama sang tokoh utama, tokoh aku, yang menggantikan posisi Mike McAra, yang sering disebut sebagai hantu. Saya yang terlewat mengingat namanya ketika membaca atau memang namanya tidak pernah disebutkan ya? Ya sudah, habis ini buka-buka novelnya lagi, :p *
Bukan tanpa alasan tokoh aku terpilih sebagai penulis bayangan memoar Adam Lang, mantan Perdana Menteri Inggris. Bisa dipercaya untuk menulis memoar seorang tokoh besar dunia, pastilah orang tersebut orang besar juga dibidang penulisan. Setidaknya dia pernah menulis buku bagus. Dan pastinya orang tersebut sudah diinvestigasi terlebih dahulu, bagaimana kapasitas dan kredibilitasnya. Yang merekomendasikan "aku" agar menggantikan posisi McAra adalah Ruth, istri Adam Lang. Dia membaca memoar seorang tukang sulap yang pernah ditulis "aku", dan menilai bahwa memoar tersebut bagus, bisa menceritakan kehidupan tukang sulap secara lebih bernyawa.
Ditimbang-timbangnya tawaran menjadi penulis bayangan. “Aku” masih dalam keraguan, antara pergi ke pertemuan dengan penerbit dan pengacara Adam Lang dari Amerika atau tidak. namun pada akhirnya, "aku" berangkat juga ke Rhinehart Publishing UK bertemu dengan Rick, agennya yang telah membujuk sebelumnya, Jhon Maddox dari pihak penerbit, serta Sid Kroll_pengacara mantan perdana menteri Adam Lang. Pada pertemuan itu, "aku" masih berada dalam ketidakpastian, tidak yakin apakah "aku" akan menerimanya atau tidak. Mengalir saja. namun dari percakapan mereka, dari perkataan "aku" yang memukau, Maddox dan Kroll jadi tertarik, sehingga dijabarkanlah persyaratan serta keuntungan yang didapat, sampai pada kesimpulan bahwa mau tidak mau "aku" harus mau menjadi penulis bayangan memoar Adam Lang. Pernyataan Maddox dan Kroll menyiratkan bahwa dia menerima "aku" sebagai pengganti McAra, dan "aku" harus mau.
Pertemuan tersebut membawa "aku" ke Amerika, yang merupakan salah satu syarat dalam penulisan memoar. "Aku" akan mengerjakan penulisan tepatnya di rumah Marthin Rinehart di kawasan Marthi's Vineyard.
Dalam perjalanan ke Marthi's Vineyard, "aku" seperti menapaktilasi perjalanan McAra, dan mendapati kesimpulan bahwa jika kondisi kapal seperti ini, pagarnya hanya sebatas pinggang manusia, disertai dengan cuaca beku, angin dingin, maka batas antara menceburkan diri dan tercebur sangat tipis. Dan bisa saja kesimpulan investigasi tentang McAra benar, yaitu kecelakaan, terjatuh dari kapal dan tenggelam.
Dalam perjalanan ke Marthi's Vineyard, terbersit pertanyaan-pertanyaan, diantaranya, kenapa memoar itu tidak boleh dibawa keluar, kenapa penulisan memoar harus berada di daerah terpencil begini?
===
Yah, kenapa endingnya jadi seperti ini. Saya kan sudah penasaran bagaimana penulis menuntaskan konflik. Saya penasaran bagaimana penulis menyelesaikan "pertikaian" antara Adam Lang dan mantan Menteri Luar Negerinya, Richard Rycart. Bagaimana penulis mengakhiri masalah kompleks dan ruwet ini. Kok jadinya begini..
Penulisnya bingung juga kali ya, bagaimana kisah selanjutnya setelah Lang mengetahui bahwa "aku" telah membocorkan semua yang telah "aku" tahu, mengenai kemungkinan siapa Lang sebenarnya, justru kepada musuh bebuyutannya saat ini, Richard Rycart.
Rycart telah menuntut Lang ke Pengadilan Internasional atas dugaan keterlibatan Lang dalam pembunuhan empat warga negara Inggris di pakistan, dan Rycart menyebut Lang sebagai penjahat perang. Akibatnya, Lang dicemooh dimana-mana. Otomatis pihak Lang kelabakan.
"Aku" penasaran, sebenarnya, benarkah Lang bertanggung jawab atas tuduhan itu? Kalau tidak, kenapa pihak Lang kelabakan dan bingung harus memberi pernyataan seperti apa? Kalau iya, kenapa?
Ruth, istri Adam Lang dan Amelia_juru bicara dan mungkin sekaligus kekasih gelap Adam Lang_ketakutan. Apa yang akan terjadi jika Rycart benar-benar memberikan bukti kepada Mahkamah Internasional? Kemungkinan besar adalah Lang akan mendekam di penjara!
Diadukannya Lang ke Mahkamah Internasional menjadi Breaking News di semua media. Sampai banyak juru media yang mendatangi keberadaan Lang di Marthi's Vineyard.
Karena media begitu gencar menuduh Lang sebagai penjahat perang, mereka bertindak untuk menghadapinya. Kroll, pengacaranya datang langsung dari Washington ke Marthi's Vineyard. Mereka membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi untuk mengantisipasi berbagai hal. Dan langkah selanjutnya adalah Lang mengikuti konferensi di Washington yang diikuti oleh petinggi pemerintahan Amerika serta Wakil Presiden.
"Aku" secara otomatis terlibat dalam kehidupan Adam Lang. Dia juga disuruh untuk membuat text pernyataan untuk sementara meredam gejolak di masyarakat saat ini.
===
Karena situasi berubah, "aku" disuruh tinggal di rumah Rhinehart, dan tinggal di kamar bekas McAra. Dari situ "aku" menemukan arsip-arsip yang menunjukkan hal yang berlawanan dengan apa yang dikatakan Lang tentang awal tahun karir politiknya dan tentang kehidupannya di Cambridge University.
"Aku" penasaran, dan mengikuti petunjuk yang ada. *Gila. Berani sekali "aku" mengikuti rasa penasaran. Padahal bisa jadi karena arsip yang didapat itulah, McAra meninggal.*
Arsip itu terdiri dari beberapa foto Lang ketika masih kuliah di Cambridge dan ada juga kartu keanggotaan partai. Salah satu foto memperlihatkan Lang sedang bersama Rycart. Oh, jadi Rycart adalah teman Lang ketika di Universitas. Lantas kenapa sekarang mereka justru seperti bermusuhan? Juga, di kartu keanggotaan partai tertulis tahun 1975. Bukankah berdasarkan cerita Lang sebelumnya, dia mulai terjun di dunia partai sejak bertemu dengan Ruth, istrinya kini, pada tahun 1977? Kenapa Lang tidak bercerita yang sebenarnya?
Arsip pencarian McAra tersebut menunjukkan bahwa begitu detailnya McAra sehingga sejauh ini meneliti semua kehidupan Lang. Hal ini memunculkan keingintahuan "aku" melihat lokasi kematian McAra. Maka demi memuaskan rasa penasarannya, "aku" rela bersepeda ke lokasi kematian McAra, di tepi pantai dalam cuaca dingin dan diprediksi akan ada badai. Ketika dalam perjalanan, "aku" kehujanan dan berteduh di sebuah rumah, dan disitu "aku" bertemu dengan seorang lelaki tua.
Lelaki tua memberi pernyataan yang menyangkal bahwa tidak mungkin dalam cuaca seperti ini seseorang bisa terdampar di pantai. Ia juga berkata bahwa ada seorang wanita yang melihat cahaya senter di tepi pantai, tepat di malam kematian McAra. Wah, mencurigakan.
Keesokan paginya, "aku" terpaksa menaiki mobil yang juga di pakai McAra sebelum kematiannya. Awalnya tujuan "aku" adalah ke hotel tempatnya tinggal semula. "Aku" sudah muak tinggal di rumah Rhinehart. Namun operator navigasi di mobil membuatnya penasaran, kemana McAra mengendarai mobil ini sebelum meninggal. Ada pilihan rute sebelumnya, dan "aku" menebak, rute sebelumnya ini adalah rute yang sama yang digunakan McAra. *Dasar. Kalau mengikuti rasa penasaran memang susah. Apalagi kemarin diberitahu fakta yang cukup mencurigakan dari lelaki tua dekat pantai. Tambah penasaran jadinya.*
Rute ini membawa "aku" di Boston, di rumah terpencil yang tersembunyi oleh pohon-pohon dan hutan. Dari surat-surat yang ada di kotak surat, "aku" tahu bahwa pemilik rumah ini adalah keluarga Emmet. Ketika "aku" berhasil bertemu dengan Emmet, ternyata Emmet ada di foto bersama Lang juga. Tambah penasaran, apa hubungannya Emmet dengan Lang. Dan, pasti ada sesuatu yang besar sehingga McAra rela menempuh jalur panjang seperti ini, McAra yang benci dengan pedesaan mau datang di rumah Emmet yang berada di daerah yang lebih pedesaan.
Selesai dari rumah Emmet, "aku" googling, cari tahu siapa Emmet sebenarnya. Setelah pencarian lama di google, ada satu artikel yang menyatakan bahwa Emmet adalah bagian dari CIA. Entah artikel itu benar atau tidak. Mengetahui bahwa Emmet anggota CIA, "aku" tidak tahan untuk tidak menghubungi Rycart kembali. Jadi dihubungilah Rycart. *Gila. Ini orang nggak punya rasa takut sama sekali ya. Mendatangi musuh klien! Nggak nyadar apa kalau apa yang dilakukannya itu sudah merupakan pelanggaran perjanjian kerahasiaan. *
Menghubungi Rycart saja sudah bisa dikatakan berkhianat. Apalagi bertemu langsung dengannya? "Aku" akhirnya bertemu dengan Rycart di Washington. Dalam pertemuan ini, mereka berdiskusi tentang arsip penemuan McAra, hubungan Lang dengan Emmet, jika benar bahwa Emmet adalah anggota CIA, maka mudah saja bagi Lang untuk mencapai puncak kekuasaan. Tentang bagaimana Rycart bisa mendapatkan memorandum yang asli, dan bahwa Lang telah bersalah.
Dan pada saat "aku" bertemu musuh Lang, Lang menelpon. *Jiahh,sepertinya Lang tahu kalau hantu-nya sedang bertemu dengan musuhnya!* “Aku” berbohong, mengatakan kalau dia berada di Washington untuk menemui Maddox dari pihak penerbit dengan dalih bahwa situasinya sudah banyak berubah sekarang. Lang mengajak “aku” untuk pulang di rumah Rhinehart, Marthi’s Vineyard. Di dalam pesawat, terjadi percakapan menarik antara Lang dan “aku”. Dan di dalam pesawat inilah, Lang tahu bahwa “aku” sudah mengetahui lebih jauh tentang Lang, bahwa “aku” telah menemui Emmet, dan yang membuat Lang terdiam adalah mengetahui kenyataan bahwa baru saja “aku” mengatakan semua yang diketahui “aku” kepada musuh bebuyutannya sendiri! Sepertinya baru kali ini lang merasa terusik, tidak tahu harus berbicara apa.
Bagaimana akhirnya? Apa yang akan dilakukan Lang untuk menyelamatkan dirinya sendiri, sedangkan musuhnya, Richard Rycard punya bukti asli memorandum dan bahkan sekarang mengetahui cukup banyak petunjuk setelah bertemu dengan “aku”?
"Aku" mengikuti kemana takdir membawanya. Tanpa menghindar sekalipun_dengan berbohong misalnya. Jadi kalau saat dia bertemu dengan pihak Lang, dia akan bercerita tentang apa yang dia tahu, dan kalau penelusuran arsip membawanya kepada pihak musuh Lang, "aku" pun akan menceritakan yang sebenarnya. Dan bertemu dengan orang tua asing di perumahan dekat pantai pun, dia berbicara yang sejujurnya. Bukankah itu sama saja dengan mengingkari kesepakatan kerahasiaan alias bunuh diri?
Tapi memang "aku" tidak punya pilihan lain. Dia mengikuti kemana petunjuk membawanya.
Akhirnya... Akhirnya… Ah gak asik kalau gak baca sendiri bukunya, ;)
===
Dan ternyata, dalam draft memoar Lang yang ditulis oleh McAra, meskipun membosankan dan tanpa jiwa, mengandung sebuah petunjuk disetiap awalnya.
Well, buku ini Recommended.
Mengomentari jawaban Dee atas pertanyaan di twitter.
Q1 dr @maeyazee pernah mrasa datar, semua terasa biasa aja? Kalau victor frankl blg "lost of meaning" apa solusinya? @deelestari #PesonaChat
A1a. Pernah. Bagi sy, yg paling penting adlh tdk menganggap momen spt itu sbg problem yg hrs dibasmi. Terima saja.#pesonachat @pesonamag
A1b. Sy melhtnya spt alarm utk menelusuri ke dlm diri lwt kontemplasi or apa pun. Kl nemu insight syukur, gak jg gpp.#pesonachat @pesonamag
A1c. Lhtlah fase tsb sbg fase normal, dialami oleh semua org. Nothing special. Let it pass and make the most of it.#pesonachat @PesonaMag
Saya pernah mengalami apa yang ditanyakan@maeyazee, dan bagaimana saya menghadapinya? Kurang lebih sama dengan jawaban dee. Biarkan saja. Bagi saya, mungkin episode hidup saya saat ini memang sedang datar-datar saja, biasa saja. Nikmati kondisi saat seperti ini, siapa tahu episode yang akan datang akan begitu menyibukkan dan menguras energi, bahkan menyenangkan sekali, sehingga bisa jadi saat datar dan biasa saja seperti ini justru sebagai episode hidup yang membuat kangen. Dan lagi, saya menganggap, jika tidak pernah mengalami episode datar biasa saja, bagaimana bisa saya merasakan sesuatu yang luar biasa.
Bagi orang mungkin apa yang kita lakukan adalah suatu hal yang luar biasa. Tapi jika hal tersebut sudah sering kita lakukan, apa luar biasanya?
Dan bisa jadi episode datar yang kita alami adalah episode yang luar biasa bagi orang lain. namun karena kita sudah mengalaminya, ya jadi biasa.
Jadi, nikmati saja kondisi saat ini. Dengan terus melakukan hal baik, serta tidak menghabiskan waktu dengan kesia-siaan.
Biarkan saja. :))
A1a. Pernah. Bagi sy, yg paling penting adlh tdk menganggap momen spt itu sbg problem yg hrs dibasmi. Terima saja.
A1b. Sy melhtnya spt alarm utk menelusuri ke dlm diri lwt kontemplasi or apa pun. Kl nemu insight syukur, gak jg gpp.
A1c. Lhtlah fase tsb sbg fase normal, dialami oleh semua org. Nothing special. Let it pass and make the most of it.
Saya pernah mengalami apa yang ditanyakan
Bagi orang mungkin apa yang kita lakukan adalah suatu hal yang luar biasa. Tapi jika hal tersebut sudah sering kita lakukan, apa luar biasanya?
Dan bisa jadi episode datar yang kita alami adalah episode yang luar biasa bagi orang lain. namun karena kita sudah mengalaminya, ya jadi biasa.
Jadi, nikmati saja kondisi saat ini. Dengan terus melakukan hal baik, serta tidak menghabiskan waktu dengan kesia-siaan.
Biarkan saja. :))
Ada orang yang jika merasa disakiti, langsung berbalik marah. Tidak
terima. "Aku kalo gak suka ya udah, ngomong apa adanya. Tapi habis itu
langsung selesai." Ngomong apa adanya. Seringkali seseorang merasa bahwa
apa yang dikatanya apa adanya. Padahal bisa jadi bagi orang lain,
omongannya itu, bukan apa adanya lagi. namun sudah dubumbui dengan
sugesti diri, yang berlebihan.
Dan meskipun setelah "perang", bilangnya langsung selesai
perkara, namun hati seseorang siapa yang tahu. Ketika ada omongan yang
membuat luka, sakit hati,meskipun setelah itu berbaikan lagi, luka
tersebut tetap tidak bisa hilang seratus persen. Paku yang sudah dicabut
saja masih menyisakan bekas.
Ada beberapa teman berkomentar mengenai
sikap saya yang tidak membalas kemarahan seseorang. Bagi saya, saya
tidak mau menyakiti. Biar saya saja yang merasakan ketidaknyamanan,
siapa tahu saya memang salah sehingga pantas dimarahi. Daripada sudah
meninggalkan bekas paku ternyata memang kitanya yang salah. Dan,
menghindari luka jauh lebih bagus dari pada menghapuskan luka. Dalam
menghapus luka tetap saja membekas. Kalau bisa tidak marah, mengapa
harus marah. Lagipula kita lebih sering marah untuk hal remeh. Hanya
membuang energi saja. Saya tidak mau merusak suasana hati positif dengan
kemarahan. Hanya membuat rugi diri sendiri saja. Sudah capek hati,
hilang energi.
namun ketika sikap seseorang sudah menyebalkan dan
keterlaluan, dan parahnya orang itu selalu merasa benar, jika diingatkan
justru marah, pertahanan saya jebol juga. Saya merasa sangat kesal
dengan orang itu, serta merasa sakit hati. Mungkin memang susah
mengingatkan orang yang keras hati, bahkan hati yang mati.
Dan untuk
saat seperti ini, saya hanya bisa berdoa kepada Allah. Karena
bagaimanapun kita berusaha untuk membuat orang itu mengerti, dia tetap
tidak akan mengerti. Ya Allah... lapangkan dada
hamba.. dan beri hamba kekuatanMu ya Allah.....
Tiap kali jika merasa
tersakiti, seseorang merasa bahwa dia yang benar dan orang yang
menyakiti salah.Padahal belum tentu demikian. Bisa saja orang tersebut
hanya ingin mengingatkan, dan memang kita yang salah. Bisa jadi juga
cuma kesalahpahaman semata, tidak ada niat untuk marah ataupun menyakiti sama
sekali. Namun jika kita memang disakiti, tidak salah tapi disalahkan.
Tidak menyakiti tapi dizholimi, berdasarkan apa yang diajarkan
Rasulullah, diamkan saja, akan lebih baik lagi jika memaafkannya, jangan
membalas menyakiti, selama tidak melecehkan agama Allah. Dan berdoa,
karena bisa jadi di kelak kemudian hari, orang yang menyakiti tersebut
berbalik menjadi pembela kita.
Apa yang dicontohkan Rasulullah begitu
luar biasa. Jadi betapa hati Rasulullah seluas samudra. Kalau saya..
huhhh.. diam atas perbuatan menyakitkan membutuhkan perjuangan yang luar
biasa. Ya Allah.. lapangkan hati hamba. Jadikan hati yang ada rasa
benci dan sakit hati ini menjadi hati yang memaafkan dan penuh dengan
kebahagiaan. Aamiin Ya Rabbal alamiin.
Ngantri satu setengah jam, pukul 10:00-11:30
Dan akhirnya.. dapat tanda tangan Dee di buku dan CD Rectoverso,
Jadi, untuk prosedur booksigningnya sendiri, ada dua kali antrian. Antrian pertama khusus untuk tanda tangan di buku Partikel. Setelah itu, baru Dee menerima tanda tangan buku karyanya selain Partikel. Yang datang ke booksigning kemarin rata-rata membawa lebih dari satu buku, so setelah mendapat tanda tangan di buku Pertikel, mereka antri lagi untuk mendapat tanda tangan di buku lain. Saya sendiri awalnya ngantri di barisan Partikel. namun berhubung antriannya cukup panjang, saya memutuskan mengantri di barisan buku non-Partikel, dan adek saya yang mengantri di barisan Partikel. Biar ngirit waktu..
Yang membedakan Booksigning di Semarang, disini ada juga maskot Alien!
Di acara booksigning yang diadakan di Gramedia Pandanaran Semarang ini,
ada juga bagi-bagi satu kaos melalui Twitter dengan #booksigningPartikel untuk satu orang yang tweetnya
dipilih oleh Bentang Pustaka. Dan..... adek saya langsung beraksi
ngetweet. Tapi dia gak mau pakai akun twitter dia sendiri, gak enak
kalau temennya liat dia di acara booksigning setelah kemarin menolak
ajakan teman tersebut. Adek yang baik.. giliran diajak Mbak-nya mau! :)
Gak nyangka banget, tweet ini di mention langsung oleh Dee! Wow... Hahaha.. adekku nyesel gak yaa, tau gitu tadi pake akun dia sendiri ajah, :)
Secara keseluruhan, acara ini berlangsung tertib, lancar, dan menyenangkan. Semoga dengan mengikuti acara booksigning kemarin, memberikan semangat untukku agar rajin menulis, dan siapa tahu kelak dikemudian hari saya ketularan menjadi penulis beneran. :)
Pertama, bertambahnya wawasan. Dari tidak tahu sesuatu menjadi tahu. Lantas, kalau sudah tahu, mau digunakan untuk apa? Apalagi jika yang
dibaca selama ini tidak ada sangkut pautnya dengan profesi. Kerjaannya
teknik, yang dibaca sastra. Buat apa? Toh tidak menunjang di tempat
kerja.
Agar pengetahuan meningkat. Kalau sudah meningkat, pebnaruhnya apa
terhadap kehidupan sehari-hari? Kalau menjadikan diri kita tidak lebih
baik dari sebelumnya, buat apa?
.:. Jadi yang terpenting adalah, bukan
seberapa banyak buku yang kita baca, namun seberapa banyak amal
baiknya.
Selama ini yang saya baca cenderung fiksi. Novel. Cerpen. Apa gunanya
membaca novel? Apa bedanya dengan kita menonton drama korea?
Setidaknya novel atau sastra dapat menghaluskan budi. Bukankah
sahabat pernah mengatakan, bahwa ajarilah anakmu syair, karena akan
melembutkan jiwa?
Kedua, membaca buku dapat memperluas cakrawala berpikir dan
melembutkan jiwa. Kalau cakrawala berfikir sudah luas, selanjutnya apa? Hanya sebatas pada diri sendiri saja? Jika orang lain disekiar kita
tidak terpengaruh menjadi lebih tahu, untuk apa? Jika
pengetahuan itu mandheg pada diri sendiri, kok kesannya gimana gitu ya
jadi seperti tidak bermanfaat. Seperti air tergenang, tidak mengalir. Lama-lama airnya akan keruh dan kotor.
.:. Jadi, membaca saja tidak cukup. Harus share tentang yang dibaca juga. (Tapi kenapa aku males banget
untuk membagi yaa.. takut orang bisa membaca pikiranku lah, sehingga
orang lain bisa menebak siapa diriku. Takut dibilang sok baiklah.. ckckck. Tetep
aja alasan itu tidak dapat diterima. Bismillah, niat baik berbagi)
Dan hari ini saya membaca artikel di blog milik Felix Siauw yang
membahas tentang membaca. Mungkin inilah jawaban dari pertanyaan, kenapa
saya membaca.
Tidak semua orang yang membaca buku akan menjadi besar, tetapi semua orang besar rajin membaca buku.
Dan hari ini saya tidak tahan untuk tidak membeli buku. Sampai diledekin
temen, "Katanya gak punya uang, tapi pulang-pulang nenteng tiga buku.." :) .Satu diantara bukunya membahas tentang buku. Yang membuatku
tertarik untuk membelinya karena dikatakan bahwa buku itu diperuntukkan
bagi orang yang berkecimpung di dunia perbukuan, dari CEO publishing,
distributor buku, sampai penulis. Saya merasa buku itu untukku, karena
saya suka dunia perbukuan, dan ingin memulai usaha menjadi agen atau distributor
buku. ;-)
Akhir hari ditanggal 1 Juni 2012
Saya terinspirasi untuk mengenakan jilbab salah satunya karena membaca cerpen ini.
Cerpen ini berkisah tentang perubahan seorang Mas Gagah dari yang kurang mendalami ilmu agama islam, menjadi seseorang yang senang mempelajari islam serta mengamalkan setiap ilmu yang diperolehnya.
Perubahan ini membuat Gita, sang adik, terkejut. Bagaimana bisa sang kakak yang dulu periang, humoris, senang jalan, suka nongkrong, dan suka nonton ke bioskop, sekarang menjadi lebih pendiam, dan jadi males pergi kemana-mana. Gak ada yang bisa diajak jalan lagi. Gita gak pernah diajak pergi-pergi lagi. Gita sebeeeel. Mas gagah memang lebih alim, tapi gita tidak merasakan kedekatan dengan kakak semata wayangnya seperti dulu. Gita merasa kehilangan. Penampilan Mas Gagah juga berubah, tidak semodis dulu.
Bagaimana Gita menghadapi hal ini? Apakah Gita menjadi bemusuhan dengan Mas Gagah?
Hhmm.. Temukan sendiri jawabannya dalam cerpen ini.
Cara penyampaian bunda Helvy dalam buku ini, mengalir. Tidak membuat kening berkerut-kerut, dan baik tata bahasanya. Membaca cerpen ini, pembaca seakan-akan bisa masuk dalam kehidupan Mas Gagah dan Gita.
Aku pikir tidak ada yang salah.
Wajar kalau sebagai pemilik usaha, kita menginginkan upah untuk pekerja yang sesuai dengan kinerja. Kalau sehari pekerjaannya hanya itu-itu saja, ya maklum kalau upahnya segitu. Mana mau, kalau kita sebagai pemilik usaha, membayar upah pekerja yang tidak sebanding dengan kemampuan.
Wajar, kalau sebagai pekerja, kita menginginkan upah setinggi-tingginya. Dan merasa pekerjaan yang diemban adalah hal yang paling penting.
Aku pikir semua salah.
Kadang memang ada pemilik usaha yang keterlaluan. Membiarkan pekerja dalam upah yang tidak setimpal. Tidak perduli dengan kesejahteraan keluarga pekerja, termasuk membiarkan kondisi kesehatan mereka.
Namun pekerja juga bisa keterlaluan. Ketika hanya menuntut kenaikan upah tanpa meningkatkan kinerja.
Akan damai sepertinya, jika pemilik usaha memberi upah secara adil sesuai kemampuan kerja, syukur-syukur jika tidak segan-segan memberi reward, ataupun menghargai dalam bentuk apapun.
Dan juga jika, pekerja selalu meningkatkan ketrampilan kerja. Tidak melulu hanya sesuai jobdesk yang ada.
Dan PR pertama saya, bagaimana saya bisa menyesuaikan ketrampilan dengan yang diinginkan pengusaha sehingga berhak mendapatkan upah layak. Kedua, baimana saya bisa menjadi pengusaha itu sendiri. Aamiin ya Allah......
Semarang, 1 Mei 2012 23:36
Semarang, 1 Mei 2012 23:36