Menantikan percakapan dengan makhluk, tapi lupa bahwa percakapan dengan Sang Khaliq adalah lebih utama. Ah, dasar saya.
Beberapa hari yang lalu saya ditodong temen untuk cerita tentang kisah hidupku akhir-akhir ini. Apa yang perlu diceritakan? Hidup saya masih berjalan seperti biasa dengan rutinitas kuliah. Tidak ada yang spesial. Ya dibuat spesial dong, kata temenku. Buat apa? Toh pasti ada saatnya hidup menjadi lebih istimewa. Saya hanya memutuskan untuk menikmati hidup apa adanya saat ini. Serta mencoba untuk tetap mensyukuri anugrah hidup dengan memanfaatkan apa yang sudah dititipkan Allah pada saya. Saya masih berusaha untuk mempergunakan sebaik mungkin kesempatan yang ada sekarang: menuntut ilmu. Kesempatan yang tidak dimiliki oleh semua rakyat Indonesia.
Oh ya btw, tentang apa yang sedang terfikir dibenakku: setiap kali melewati lampu merah, saya sering melihat orang-orang yang berjualan disana, dan saya bertanya-tanya, mengapa mereka mau bekerja di jalan, dibawah terik dan sengat matahari seperti itu? Apakah karena tidak ada pilihan lain yang lebih baik? Bukankah ada bank yang bisa memberi modal untuk membuka usaha? Apakah kesempatan kerja di Indonesia sudah sangat sempit sehingga tidak bisa menampung semua usia produktif? Padahal di luar sana lowongan kerja selalu dibuka kan? Atau mereka tidak memenuhi kualifikasi? Terhalang pendidikan?
Saya salut sama mereka, mending berjualan di lampu merah daripada meminta-minta yang selama dua hari ada yang mampu mengumpulkan uang sebesar tiga setengah juta rupiah. Kok saya pengen bantu-bantu orang lain yang mungkin tidak memiliki banyak kesempatan ya. Apa yang bisa saya lakukan? Perlukah saya menjadi seorang pengusaha agar mampu membuka lapangan kerja, atau menjadi seorang pendidik yang memberi kesempatan pada orang lain untuk belajar tanpa biaya? Atau menjadi dua-duanya?
Ya Allah, kuatkan hamba agar mampu bermanfaat bagi sebanyak-banyak orang. Aamiin.
Oh ya ngomong-ngomong, tiap hari rabu saya serasa dikejar-kejar yang namanya penelitian. hffttt.... *kemudianingetharusbersyukurmemanfaatkankesempatan
13112013
Please help me to answer this assignment:
Rasanya akhir-akhir ini hidupku berjalan begitu saja. Gak sempet berhenti untuk sekedar mengistirahatkan pikiran. Penuh. Tanpa perencanaan, tanpa target, yaudah, kalau waktunya kerja ya kerja, saatnya resign ya pindah ke jogja, jadwalnya kuliah ya kuliah. Tanpa persiapan, nanti kuliah apa, ada tugas atau gak, apa yang harus dipelajari dulu biar nyambung dengan penjelasan dosen nanti, aku tidak memikirkannya. Yang penting berangkat. Bahkan saat ini aku salah jadwal dooong. Aku pikir jadwalnya seperti kemarin jam tujuh lima belas. Eh ternyata jadwal hari ini jam delapan empat lima. Tiwas udah panik karena nunggu BRT di shelter bandara lamaaaaaa banget. Eh ternyata aku justru kepagian. Aku baru tahu kalo salah jadwal dikasih tau ida, pas masih transit di shelter bandara.
Juga kapan aku pindah ke kosan, kapan motor datang, kapan belajar, kapan mengerjakan tugas yang sudah lewat, kapan ambil barang2 yang dibutuhkan dari rumah, kapan beli buku, kapan buat email kampus, kapan instal-instal tools,kapan buat program, kapan...
Ah, aku butuh jeda sejenak untuk merencanakan pelaksanaan itu semua, untuk memetakan hidupku ke depan, seenggaknya untuk esok hari.
Hari pertama di jogja. Untuk kuliah. Aneh ya, aku gak persiapan apa-apa selayaknya mahasiswa baru. Baru selesai urusan pekerjaan kemarin. Belum sempat mikirin tentang gimana kuliah, tadi pagi langsung berangkat. Yang penting sampe jogja dulu. Hari-hariku akhir-akhir ini, meminjam istilah dewi lestari, adalah tanpa jeda. Hanya dua kegiatanku: kerja dan tidur. Jadi belum bisa fokus ke kuliah. Semoga setelah ini kegiatanku lebih variatif. Dan untuk hari pertama kuliah besok, setelah sepekan membolos, semoga lancar terkendali. Amiin.