Dengan membaca, aku bisa bersyukur.
Mengetahui diluar sana ada banyak kesedihan yang bahkan tidak dipahami oleh diri mereka sendiri, aku bersyukur karena tidak mengalami kesedihan yang sama.
Yang pasti, aku punya tujuan hidup.
Aku punya sandaran hidup.
Aku tidak perlu mencari-cari hal-hal yang (ternyata) tidak penting.
Saat membaca The Zahir, 29 Agustus 2015 09:57
Berprasangka baiklah. Allah tidak akan mendzolimi hamba-Nya. Ia Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Apapun yang terjadi dalam hidupmu, kalau bukan untuk menambah pahala, ya untuk mengurangi dosa. Semua sama-sama baik bukan?
Manusia mati, memang tidak akan membawa harta benda ya. Toh rumah seluas itu ditinggal juga.
Salah satu nikmat dari Allah untuk hamba-Nya adalah nikmat mempunyai keluarga yang selalu ada, menyayangi, memperhatikan, membantu, dan mendukung kita. Menguatkan ketika kita sedang pada posisi terlemah, menghibur dikala gundah, dan menenangkan di kala resah. Alhamdulillah...
"So, someone came up with something awesome and you feel like you got outrun? LET IT GO. Remember, life is not a competition. If anything, it's simply a motivation for you to do better and try harder."
Ya, let it go. Just do your best, :))
Tanpa pamrih. Terserah dianya bales apa enggak. Yang penting kita sudah berbuat baik. Titik.
Barangkali cara terbaik melindungi hati adalah dengan menghindari apapun yang dapat membuat perasaan kita tidak nyaman.
When you know that your friends didn't told you an important thing in their life... how is your soul? 😁
There are two probability. First, may be you are not an important person in their world, 😝 . Second, may be they are too busy to talk to you now. Whatever the reason, it's no problem. If the first reason, why are you thinking about them whose even don't care about you? If the second one, just wait the right time.
***
So share your colourful life. Don't tell them everything, at least you talk and share a little thing.
02:20 20150408
Menurutku, teman yang pengertian adalah, dia tidak akan membicarakan sesuatu yang bisa membuat temannya merasakan kesedihan ketika mengingat sesuatu itu.
Jika tema obrolan itu bisa membuat hati seseorang terluka, sebaiknya tidak dibicarakan saja. Meskipun tema tersebut bisa membuatmu bangga.
Memori. Kenangan. Membuat kita belajar sekaligus bersyukur. Belajar apa yang baik untuk dikerjakan dan apa-apa yang harus dihindari agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Bersyukur karena ternyata kita mampu melewati setiap episode perjalanan. Bagaimanapun cara melewatinya, yang pasti kita masih bertahan hidup sampai sekarang. Sesuatu yang rasanya berat untuk dijalani, kenyataannya Allah selalu memberi kekuatan. Sepelik apapun masalah, ternyata Allah tidak lupa memberi solusi. Dengan mengingat perjalanan hidup, mampu menyadarkan kita bahwa Allah selalu ada. Allah selalu bersama dengan hamba-Nya.
Sebagian besar kekhawatiran mungkin memang berasal dari asumsi sendiri yang dilebihkan. Padahal sebenarnya tidak separah yang dibayangkan. Sudah, gak usah kebanyakan asumsi dan berandai-andai sesuatu yang belum tentu terjadi. Jalani saja hidup sesuai episodenya, dan selama kita tidak berbuat kesalahan ataupun merugikan orang lain, tak perlu takut, risau, dan galau. Kita kerjakan saja apa yang bisa dikerjakan, dan untuk segala sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan, serahkan pada Allah Rabb semesta alam. #ntms
Dan, pelajaran untuk hari ini adalah... lagi-lagi mengingatkan untuk selalu bersyukur. Gambar ini diperoleh dari status twitter @aagym
.
Pun saya sudah merasa cukup dengan hidup yang saya jalani sekarang. Merasa cukup dalam artian, tidak mengejar sesuatu yang berlebihan, namun tetap berusaha menjadi manusia yang lebih baik.
23102013
Beberapa hari yang lalu saya ditodong temen untuk cerita tentang kisah hidupku akhir-akhir ini. Apa yang perlu diceritakan? Hidup saya masih berjalan seperti biasa dengan rutinitas kuliah. Tidak ada yang spesial. Ya dibuat spesial dong, kata temenku. Buat apa? Toh pasti ada saatnya hidup menjadi lebih istimewa. Saya hanya memutuskan untuk menikmati hidup apa adanya saat ini. Serta mencoba untuk tetap mensyukuri anugrah hidup dengan memanfaatkan apa yang sudah dititipkan Allah pada saya. Saya masih berusaha untuk mempergunakan sebaik mungkin kesempatan yang ada sekarang: menuntut ilmu. Kesempatan yang tidak dimiliki oleh semua rakyat Indonesia.
Oh ya btw, tentang apa yang sedang terfikir dibenakku: setiap kali melewati lampu merah, saya sering melihat orang-orang yang berjualan disana, dan saya bertanya-tanya, mengapa mereka mau bekerja di jalan, dibawah terik dan sengat matahari seperti itu? Apakah karena tidak ada pilihan lain yang lebih baik? Bukankah ada bank yang bisa memberi modal untuk membuka usaha? Apakah kesempatan kerja di Indonesia sudah sangat sempit sehingga tidak bisa menampung semua usia produktif? Padahal di luar sana lowongan kerja selalu dibuka kan? Atau mereka tidak memenuhi kualifikasi? Terhalang pendidikan?
Saya salut sama mereka, mending berjualan di lampu merah daripada meminta-minta yang selama dua hari ada yang mampu mengumpulkan uang sebesar tiga setengah juta rupiah. Kok saya pengen bantu-bantu orang lain yang mungkin tidak memiliki banyak kesempatan ya. Apa yang bisa saya lakukan? Perlukah saya menjadi seorang pengusaha agar mampu membuka lapangan kerja, atau menjadi seorang pendidik yang memberi kesempatan pada orang lain untuk belajar tanpa biaya? Atau menjadi dua-duanya?
Ya Allah, kuatkan hamba agar mampu bermanfaat bagi sebanyak-banyak orang. Aamiin.
Oh ya ngomong-ngomong, tiap hari rabu saya serasa dikejar-kejar yang namanya penelitian. hffttt.... *kemudianingetharusbersyukurmemanfaatkankesempatan
13112013
Alhamdulillah… Libur juga akhirnya, :)) (tarik nafaaaaassss, hembuskan..)
Bayangannya kan kemarin setelah UTS itu mau rajin belajar biar gak sistem kebut semalam pas UAS. Kenyatannya, boro-boro belajar, tugas aja keteteran. Belum proposal penelitian. Justru setelah UTS serasa hectic world. Tiap pekan ada tugas, ada tugas besar juga yang ngerjainnya dari pagi sampai mau pagi lagi (jadi inget jaman ngerjain tepe dulu), ditambah konsultasi ke dosen yang sepekan bisa satu sampai dua kali. Setiap saat bisa deg-degan, apalagi kalau mendekati deadline!
Sekarang… Minggu tenang. Yah meskipun masih ada tanggungan setidaknya gak harus ke kampus, jadi ada cukup banyak waktu untuk menyelesaikannya satu-satu. Kemarin puncaknya pas ngajuin proposal yang ala kadarnya. Dan aku bertekad tidak akan menyentuhnya lagi sesaat. Menenangkan pikiran dulu: belanja dan jalan-jalan. Haahhahaah. Cukup mujarab. Dilanjutkan dengan me time, tapi jangan bayangkan seperti kebanyakan orang, me time versiku disini sama dengan cuci-cuci, bersih-bersih kamar maupun KM, nyetrika, dan rapih-rapih. Jadi selain pikiran tenang, tempat tinggalpun nyaman.
Satu pemikiran yang terlintas, kok ternyata sekedar “me time”menghabiskan banyak waktu ya… Apa karena nyambi wassapan sama emailan? Heheheehehhe.
Ya, kalau dipikir-pikir, aplikasi chat dan jejaring sosial tidak hanya memudahkan bersosialisasi, tapi juga tanpa sadar bisa mengalihkan perhatian dari pekerjaan-pekerjaan penting. Kalau yang diperbincangkan memang sesuatu yang penting dan mendesak, gak masalah. Tapi yang sering terjadi adalah, berupa pembicaraan yang sebenarnya bisa dilakukan setelah semua pekerjaan terselesaikan. Tidak jarang juga jika satu pembicaraan yang semula penting berkembang menjadi guyonan semata.
Kalau menurutku, dengan semakin mudahnya orang berkomunikasi, kok seperti orang kapan saja bisa bertamu ya. Jaman dulu, ngobrol bisa terjadi ketika bertamu yang itupun dilakukan paling mentok setelah isya. Sekarang, orang bisa ngobrol kapan saja, mau jam sepuluh malem ataupun jam tiga pagi. Kalau cuma sekali dua kali percakapan, biasa saja. Tapi kalau sudah berpuluh-puluh percakapan, kan bisa menghabiskan waktu.
Nah. Inilah yang baru kusadari. Jadi, kemarin me time habis waktu berjam-jam ngapain aja? Oalahh. Ternyata nyambi nggosip juga. Hihihihiiiiii..
Besok-besok harus fokus.
Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Bukan satu lebih unggul dari lainnya. Cuma soal kebutuhan, terkadang soal selera. Kalau saya, seneng dengan suasana pedesasaan yang tenang, jalanan lancar, banyak tanah lapang.
Namun berhubung banyak hal yang bisanya dilakukan di kota, seperti menuntut ilmu, ya saya pergi ke kota, :))
Di kota itu, enaknya, hampir semua hal yang dibutuhkan tersedia. Kabel power charger laptop mati, tinggal dibawa ke pusat servis pinggir jalan ke kampus. Pengen ke toko buku, tinggal naik motor sepuluh menit. Perlu servis motor, mampir aja ke bengkel pinggir jalan yang dilewati setiap hari. Cari kebutuhan rumah tangga, tersedia di swalayan terdekat. Mau makan, banyak sekali pilihan.
Tapiiii, macetnya itu lho. Bikin pusing dan geregetan. Apalagi jumat sore!
Teorinya orang baik itu akan menjadi pemenang. Realitanya jadi orang baik itu ribet, susah, banyak aturan, dan sering tertinggal pada acara memperebutkan sesuatu.
Teorinya orang sabar disayang tuhan. Realitanya sudah merasa sabar tapi kok hasil yang diharapkan tak kunjung datang, dan tak jarang terlontar pertanyaan: sampai kapan aku harus bersabar?
Akhirnya menyerah. Dan beranggapan bahwa teori-teori yang ada tidak mungkin bisa terealisasi dalam kehidupan, hanya sekedar kalimat pemanis agar hidup tidak hambar.
Padahal teori tidak akan pernah ada jika belum terbukti. Pepatah tidak akan pernah tercipta tanpa pengalaman panjang.
Teori-teori itu benar adanya, hanya saja kita terlalu ingin cepat menyimpulkan. Hanya orang-orang yang percaya, tangguh, berusaha, berjuang dengan sungguh-sungguh, kuat_sehingga bisa menyelesaikan semua ujian_ yang mampu membuktikan kebenarannya.
Lebih baik capek untuk sesuatu yang bermanfaat, daripada untuk main-main doang.