Dear Norma,
Bermalas-malasannya cukup hari ini ya.
Besok beraktifitas lagi.
Dimulai dengan bangun pagi... jangan kalah sama matahari.
Jangan lupa berdzikir dan mengaji.
Isi hari dengan hal-hal positif, bermanfaat, dan bersemangat.
Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur, maka jangan murung, tersenyumlah, kemudian bergeraklah, melangkah menggapai cita.
Ingat ya: Jangan malas.
(Baca: Ingatlah, revisi sudah menanti 😄😄😄)
Jangan berharap pada manusia, yang akhirnya sering jadi kecewa. Perkataan mereka sewaktu-waktu bisa saja berubah. Berharap hanya pada Allah semata. Jangan juga perduli terhadap orang yang sering merendahkan atau menghinakan. Memang sebagai seorang manusia kita adalah makhluk yang kecil, rendah, dan sangat lemah kan. Yang penting kita tidak merendahkan atau menghina orang lain. Nggak penting kita dikenal manusia atau tidak, yang penting Allah mengenal kita. Yang penting dalam hidup ini adalah kita selalu berbuat baik.
#terinspirasi dari ceramah aa gym di radio mqfm#
Jalan hidup manusia, siapa yang tahu sepenuhnya selain Allah SWT. Rencananya, kemarin saya menyelesaikan laporan, pagi tadi ngeprint, dan sekarang bimbingan. Kenyataannya, kemarin laptop saya mati karena sebuah kecerobohan, tadi pagi saya pinjam laptop dari kakak angkatan, dan sekarang I don't know what should I do. Ya, apa yang harus saya lakukan tanpa data-data penelitian?
Barangkali ini merupakan teguran Allah, bahwa manusia hanya bisa berencana dan berusaha. Keputusan akhir tetap ada di tangan-Nya. Bisa jadi ini teguran bahwa saya bukan siapa-siapa tanpa kemudahan dan pertolongan-Nya.
Jadi, bagaimanapun langkah hidupmu sekarang, jangan lupa memohon pertolongan Tuhan Pemilik Alam, Allah SWT.
Bahkan cuma untuk berharap saja kamu sudah menyerah. Lantas apa yang masih tersisa dari manusia lemah...
Because of it, we can smile or cry. We smile if our situation is better than the expectation. We cry if our target is under expectation. Although we have been predicted that the situation will be like that, but our heart will be taken aback too. We not ready hear bad news or see something which not match with our hope. So, prepare yourself to always ready with all condition. Bad or good. Life has so much surprise for us. Sometimes, we cry because of happiness but a few minutes later we cry because of sadness.
Whatever our life today, sad or happy, it is our destiny. It is in a register before Allah bring it into being. Accept it, and move on, :)
No disaster strikes upon the earth or among yourselves except that it is in a register before We bring it into being - indeed that, for Allah , is easy - In order that you not despair over what has eluded you and not exult [in pride] over what He has given you. And Allah does not like everyone self-deluded and boastful. (Q.S Al-Hadid: 22-23)
Jangan terlalu banyak berfikir "bagaimana jika..." atau "bagaimana nanti kalau begini begitu", selesaikan saja apa yang bisa dikerjakan sekarang.
What are you waiting for? A perfect moment to do something? Just do it now, don't postpone.
We say, I will write if my mood is good; I will study if weather is cold so I can thinking easily; I will help others someday. Remove "if" word at that sentences. Change it with I write; I study; or I help others now.
Don't let laziness exists in our life.
01:10 20150409
Tahun kemarin, ketika keponakanku yang lulus SD galau parah hanya karena nilai UN-nya 29 koma dari nilai tertinggi 30, aku berkomentar tanpa beban, "Ya Allah dek, nilai 29 koma kan itu sudah bagus, gak perlu sedih :)) ..." sambil berusaha menghiburnya. Dalam hati aku tidak mengerti kenapa dia sedih padahal sudah mendapatkan nilai tinggi.
Sekarang, aku mengerti perasaannya. Memperoleh nilai yang nyaris sempurna ternyata nyesek juga. Iya sih sudah tergolong nilai tinggi. Tapi itulah masalahnya. Sayang banget kan kalau nilai kita kurang nol koma saja untuk memperoleh nilai tertinggi. Mungkin sama halnya dengan lebih nyesek perolehan suara yang hanya selisih satu suara dibanding dengan ribuan suara dalam pemilihan wakil rakyat.
Ada satu mata kuliah yang kurang nol koma delapan (0,8) saja untuk aku dapat nilai A. Sayang banget kan kurang sedikit... bisa dikatakan kemampuanku sama dengan mahasiswa yang masuk kategori nilai A (eh bener gak ya), tapi aku dapat nilai berbeda. Padahal waktu kuliah sarjana dulu aku beberapa kali mengalami kejadian seperti ini. Bahkan pada satu mata kuliah, kurang 0,3 saja aku bisa mencapai nilai A. Ah, ternyata aku belum bisa mengambil pelajarannya.
Kalau dipikir-pikir lagi sekarang, saat mengerjakan ujian mata kuliah ini, aku memang kurang berupaya sampai selesai. Menjelang waktu berakhir, usahaku juga hampir habis. Asal mengerjakan. Padahal untuk soal terakhir itu, sebenarnya ada sesuatu yang bisa kutambahkan untuk membuat penuh jawaban. Tapi pada waktu itu aku justru sudah merasa puas dengan jawaban yang ada. Hffftt...
Hikmahnya adalah, kita harus bejuang sampai titik darah penghabisan, mengeluarkan kemampuan terbaik, mengeluarkan semua pengetahuan yang dipunyai, dan juga tidak mudah merasa puas.
Yah. Sudah. Tetap bersyukur. Cukup jadikan ini sebagai pelajaran, bukan penyesalan berkepanjangan. :-D
#ntms
Mengeluh sama manusia, bisa-bisa malah tambah sakit hati. Lah gimana enggak, pas kita mengeluh tentang tugas yang masih kurang 75%, eh dianya malah "mengeluhkan" tentang tugasnya yang sudah 75%. Lebih parah malah, kurang 25% saja rasanya kayak masih kurang 100%. Secara tidak langsung juga dia menunjukkan kalau tugasnya sudah lebih banyak dikerjakan gak sih... Terselip rasa bangga dalam "keluhannya" itu.
Hehehehe... Iya gak?
Makanya kalau ada masalah, cool, silent. Jangan dikeluhkan kemana-mana. Gak dapat solusi juga. Apalagi obral kemana-mana lewat jejaring sosial. Kan? Curhatnya sama pemilik kehidupan saja.