Sekarang transport pada jaringan 3G ada yang sudah based on
IP. Untuk membedakannya, nodeB yang down itu sudah full ip atau masih ATM, lihat
apa ada alarm SCTP Link Down juga. Jika ada, berarti nodeB tersebut sudah full
ip.
SCTP itu ...
SCTP is a new IP
Transport protocol, which exists at an equivalent level with TCP and user
datagram protocol (UDP) and which
currently provides transport layer functions to many Internet-based
applications. SCTP has been approved by the IETF as a proposed standard, and is
specified in RFC 2960.
SCTP itu, protocol transport IP. Oooo..... jadi wajar saja
kalau node b full ip down, alarm SCTP Link Down ikutan muncul. J
Tanya Irin, "Kenapa sih hape GSM sama CDMA beda?"
Hmmm.... iya, beda. Kalau menurutku, GSM dan CDMA teknologinya beda, jadi ya perangkatnya/komponen dalam hape berberbeda. Mulai dari frekuensinya, modulasinya, bandwidth RF, kanal/carrier RF.
Misalnya, salah satu komponen dalam hape adalah filter, yang berfungsi untuk memfilter frekuensi yang diinginkan. Akan berbeda komponennya, jika frekuensi yang diinginkan juga berbeda. Kalau frekuensi Uplink GSM: 890-915 MHz, Uplink CDMA: 824-849 MHz. Frekuensi Downlink GSM: 935-960 MHz, Downlink CDMA: 869-894 MHz.
Hmmm.... iya, beda. Kalau menurutku, GSM dan CDMA teknologinya beda, jadi ya perangkatnya/komponen dalam hape berberbeda. Mulai dari frekuensinya, modulasinya, bandwidth RF, kanal/carrier RF.
Misalnya, salah satu komponen dalam hape adalah filter, yang berfungsi untuk memfilter frekuensi yang diinginkan. Akan berbeda komponennya, jika frekuensi yang diinginkan juga berbeda. Kalau frekuensi Uplink GSM: 890-915 MHz, Uplink CDMA: 824-849 MHz. Frekuensi Downlink GSM: 935-960 MHz, Downlink CDMA: 869-894 MHz.
GSM, merupakan standar untuk sistem komunikasi seluler. Transmisi
pada GSM bisa secara dua arah, duplex. Untuk membedakan transmisi uplink
dan downlink nya, digunakan teknik FDD (Frequency Division Duplex).
Sedangkan agar beberapa pengguna dapat ditampung dalam satu kanal
frekuensi dan dapat melakukan kegiatan komunikasi tanpa saling
menginterference satu dengan yang lain, digunakan teknik akses jamak,
dalam hal ini kombinasi antara FDMA dan TDMA.
GSM 900 berada pada frekuensi untuk uplink 890-915 MHz dan downlink 935-960 MHz. Dalam GSM, proses pemindahan data dari pengirim ke penerima, dipancarkan dan diterima oleh TRX (transceiver-receiver) yang ada didalam BTS. Semakin banyak TRX, semakin banyak pengguna yang bisa ditangani. Pada GSM, digunakan pensektoran agar pancaran gelombang dari antena bisa memancar ke segala arah dengan efektif. Tiap BTS terdiri dari 3 sektor dan masing-masing sektor maksimal terdiri dari 4 TRX. Jadi bisa dikatakan bahwa tiap BTS terdiri dari 12 TRX. Jika tiap TRX terdapat 8 Time Slot, maka tiap BTS terdapat 12 TRX x 8 Time Slot = 96 Time Slot. Time slot inilah yang digunakan sebagai kanal trafik dan juga kanal signalling.
GSM 900 berada pada frekuensi untuk uplink 890-915 MHz dan downlink 935-960 MHz. Dalam GSM, proses pemindahan data dari pengirim ke penerima, dipancarkan dan diterima oleh TRX (transceiver-receiver) yang ada didalam BTS. Semakin banyak TRX, semakin banyak pengguna yang bisa ditangani. Pada GSM, digunakan pensektoran agar pancaran gelombang dari antena bisa memancar ke segala arah dengan efektif. Tiap BTS terdiri dari 3 sektor dan masing-masing sektor maksimal terdiri dari 4 TRX. Jadi bisa dikatakan bahwa tiap BTS terdiri dari 12 TRX. Jika tiap TRX terdapat 8 Time Slot, maka tiap BTS terdapat 12 TRX x 8 Time Slot = 96 Time Slot. Time slot inilah yang digunakan sebagai kanal trafik dan juga kanal signalling.
Berhubung pengguna sistem komunikasi seluler semakin banyak, kapasitas
satu BTS dirasa kurang untuk menampung pengguna yang banyak. Untuk itu
dikembangkanlah sistem GSM dengan frekuensi lebih tinggi dan lebar pita
yang lebih banyak sehingga bisa menampung lebih banyak lagi pengguna.
Sistem GSM ini terletak pada frekuensi 1800 MHz, dan biasa disebut
dengan GSM DCS (Digital Celluler System). Pada GSM DCS ini, lebar pita
sebesar 75MHz. Tiap sektor terdiri dari maksimal 12 TRX.