Jangan memikirkan seseorang yang bahkan tidak mengingatmu sama sekali.
Kalaupun kamu didzolimi, jangan lupa untuk bahagia. Itu biar jadi urusan yang ingkar janji/berbuat tidak adil dengan Allah saja. Kerjakan saja apa yang bisa dikerjakan sekarang. Jangan galau, jangan lupa bahagia.
Jogja, 20 Januari 2016 15:49WIB
Apa yang kita anggap mudah, belum tentu mudah bagi orang lain. Pun sebaliknya, apa yang kita anggap sangat sulit, bisa jadi justru mudah bagi orang lain. Karena pendidikan, pengalaman, dan latar belakang lingkungan setiap orang berbeda-beda.
Jadi kita tidak boleh meremehkan orang lain yang belum mengetahui suatu hal yang sudah kita ketahui, karena barangkali ada banyak hal yang tidak kita ketahui sedangkan orang tersebut mengetahuinya dengan baik sekali.
Jogja, 20151112 07:50WIB
Menantikan percakapan dengan makhluk, tapi lupa bahwa percakapan dengan Sang Khaliq adalah lebih utama. Ah, dasar saya.
Jogja, 30 September 2015 19:22
Buka-buka tulisan lama, nggak nyangka aku pernah menulis kalimat bijak ini, :)
Jika kita bisa merasakan bahagia jika dan hanya jika kita yang bahagia, alangkah sedikitnya kesempatan bahagia yang ada. Namun jika kita bisa berbahagia tidak hanya karena kebahagiaan kita sendiri, tetapi kebahagiaan orang lain juga, maka betapa banyaknya kesempatan kebahagiaan itu. Karena berasal dari banyak sumber kebahagiaan, bukan hanya satu sumber saja, bukan kebahagiaan pribadi kita saja.
Manusia mati, memang tidak akan membawa harta benda ya. Toh rumah seluas itu ditinggal juga.
Jika tak ada orang yang membantu kesulitanmu, ketahuilah bahwa Allah hendak menanganinya sendiri. (Asy-Syafi'i)
Ternyata, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berlapang dada atas semua hal yang terjadi dalam hidup. Semua sudah ditentukan, semua sudah digariskan. Meminjam istilahnya Dewi Lestari, "If everything has been written down, so why worry...."
"Segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, dan apapun yang akan terjadi, pasti terjadi."_Jonas Jonasson
Wah, dia saja percaya dengan hal tersebut, seharusnya sebagai seorang muslim, aku lebih mempercayai kalimat itu. Bahwa apapun yang akan terjadi, pasti terjadi. Karena kalimat itu termaktub dalam kitab suci.
"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia." QS. Yasin: 82.
"sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi." QS. Al-Mursalat: 7.
Siapa dan bagaimana kita hari, tidak terlepas dari keputusan kita di masa lalu. Dan apa yang kita putuskan sekarang, akan mempengaruhi hidup kita di masa yang akan datang.-Pak Damar, 27032015-
Tidak ada hari yang bisa kita lewati tanpa bersyukur. Nikmat Allah sangatlah banyak. Sungguh.
Sepertinya, jodoh itu seperti beasiswa. Ia dijanjikan ada. Tapi tidak tahu kapan datangnya.
Pencarian itu seperti ketika kita sedang berbelanja di pasar, sering salah-salah tempat untuk menemukan barang yang diinginkan. Terkadang kita sudah sangat dekat dengan tempat barang yang akan dibeli, tapi kita justru berhenti, dan berkeliling lagi, mencari.
-Kata Cici saat belanja di pasar swalayan tadi sore (08092013)-
-Kata Cici saat belanja di pasar swalayan tadi sore (08092013)-
Apappun keadaamu, seterpuruk apapun, tetaplah berusaha dan berdoa. Allah akan memberi jalan keluar.
Mengenai kebutaan hati dan cara penyembuhannya, Nabi berkata, "Segala sesuatu yang berkarat ada pengkilapnya, dan pengkilap hati
adalah mengingat Allah."
-Baihaqi, Da'awat-

Where there is a will there is a way
Buku ini merupakan buku Paulo Coelho yang terkenal. Menceritakan tentang seseorang yang melakukan pencarian. Saya sedang tidak ingin membuat resensi, jadi saya ambil saja kalimat-kalimat yang bagus dari buku ini.
"Katakan pada hatimu bahwa takut menderita itu lebih buruk daripada menderita itu sendiri. Dan bahwa tidak ada hati yang pernah menderita saat ia mengejar mimpi-mimpinya, karena setiap detik dari pencarian itu adalah detik perjumpaan dengan Tuhan dan dengan keabadian."
"Yang masih perlu kau ketahui adalah: sebelum sebuah mimpi terwujud, Jiwa Buana menguji semua yang telah dipelajari di sepanjang perjalanan. Ia melakukan hal ini bukan karena ia jahat, tapi supaya kita mampu --sebagai tambahan untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita-- menguasai pelajaran-pelajaran yang kita tekuni saat kita bergerak menuju mimpi itu. Itulah titik saat kebanyakan orang menyerah. Itulah titik saat, seperti yang kami ucapkan dalam bahasa gurun, orang mati kehausan ketika pohon-pohon palem sudah terlihat di cakrawala.
"Bila kau memiliki harta yang sangat benilai di dalam dirimu, dan mencoba untuk memberitahu orang lain tentang hal itu, jarang ada yang percaya."
"Hanya ada satu hal yang membuat mimpi tak mungkin diraih: perasaan takut gagal."