Bisa jadi, besok adalah salah satu hari bersejarahku. Allah... mohon beri hamba kemudahan, aamiin.
Rasanya, selama sebulan terakhir ini, perasaanku begitu fluktuatif. Perubahan dari tingkat happy menjadi unhappy terjadi dalam waktu cepat dan berlangsung beberapa kali.
Mulai dari laptop mati, rasanya nyesek. Dapat kabar kalau laptopnya sudah bisa diperbaiki di tempat service, rasanya itu adalah good news of the day. Perasaanku hari itu jadi happy. Tapi saat laptopnya aku ambil, lha kok OSnya berubah, yang awalnya dual boot windows dengan ubuntu, jadi windows aja. Aku jadi nggak happy lagi. Ah, yasudah, kalaupun aku marah ke petugas servicenya, toh nggak akan mengembalikan program-program dalam laptopku sebelumnya.
Selanjutnya perubahan perasaanku disebabkan oleh rencana yang hanya rencana saja. Rencananya aku mau ikut sebuah konferensi. Tapi karena insiden laptop yang mati, aku mengurungkan niat tersebut karena masalah financial. Rasanya ada sedikit sesal, yah... nggak jadi ikut deh. Kemudian ada tawaran, bayar konferensinya sebagiannya saja. Disini ada harapan baru. Setelah aku berfikir selama beberapa hari, akhirnya aku berniat untuk jadi ikut konferensi. Saya sudah punya harapan dan keinginan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Eh lha kok ujung-ujungnya nggak jadi juga. Hahahaha, seketika harapanku langsung runtuh. Dari sini aku belajar bahwa kekuasaan Allah itu luar biasa. Dia kapan saja bisa mengubah keadaan hamba-Nya. Aku juga belajar untuk selalu percaya bahwa semua yang terjadi pasti ada hikmahnya, :))
Hal lain yang membuat perasaanku naik turun adalah tentang naskah. Alhamdulillah... naskahku sudah siap. Aku merasa senang. Eh lha kok masih harus simulasi lagi. Aku merasa gimanaaa gitu, hahahahah. Yah, aku harus cari laptop yang ada ubuntunya berarti, soalnya laptop masih diservice. Rasa senangku jadi menguap, hehehe. Lalu muncul harapan, bahwa ada temen yang bisa minjemin laptop yang sudah ada ubuntu dan program-program buat simulasi. Rasanya seneng. Tapi aku tunggu sampai malam, kok nggak ada kabar dari yang mau minjemin laptop ya, yahhh rasanya nggak seneng lagi. Akhirnya aku install-install lagi di laptop temen yang sedang kubawa. Ribet sih, tapi Alhamdulillah berhasil.... Aku merasa seneng lagi, hehehehe.
Terakhir, Alhamdulillah aku sudah daftar pra, seneeeeeeng, tapi deg-degan jugaaaa, hahahahhah. Rempong banget ya gue.
"So, someone came up with something awesome and you feel like you got outrun? LET IT GO. Remember, life is not a competition. If anything, it's simply a motivation for you to do better and try harder."
Ya, let it go. Just do your best, :))
Jalan hidup manusia, siapa yang tahu sepenuhnya selain Allah SWT. Rencananya, kemarin saya menyelesaikan laporan, pagi tadi ngeprint, dan sekarang bimbingan. Kenyataannya, kemarin laptop saya mati karena sebuah kecerobohan, tadi pagi saya pinjam laptop dari kakak angkatan, dan sekarang I don't know what should I do. Ya, apa yang harus saya lakukan tanpa data-data penelitian?
Barangkali ini merupakan teguran Allah, bahwa manusia hanya bisa berencana dan berusaha. Keputusan akhir tetap ada di tangan-Nya. Bisa jadi ini teguran bahwa saya bukan siapa-siapa tanpa kemudahan dan pertolongan-Nya.
Jadi, bagaimanapun langkah hidupmu sekarang, jangan lupa memohon pertolongan Tuhan Pemilik Alam, Allah SWT.
Today is nothing to do, except discussion with my supervisor 2. I am so blessed because I got so many advice for my thesis. However, in another side, I am almost give up. There are so many revision, 😥. What make me sad isn't about how to finish the revision, but how stupid I am, 😁. Ya, maybe revision is a normal thing, and a mistake is a human natural character. But I don't know, why my feeling so guilty, 😑.
How need a lot of study I am. My writing isn't good. I like writing, but not academic writing. Well, I have knowing my mistake now. It's hard to know that you're not good in something. But I have to accept it, correct it, and always make an improvement for a better life.
Bismillah.
There are many choices in our life. Sometimes they became a dilemma. For my cases, whether I go to symposium or not, it up to me. That's a point!
Should I write a paper, submit it, and then present it on a symposium? The question is what the benefits are? With no cheap registration fee, can I get something worth? Do the fee comparable with the benefits? Ah, it is financial problem...
There is one more consideration beside the financial problem. Can I speak english well, present my research clearly in front of so many experts? Ah, it is confidence problem, 😄
01:43 20150409
Jogja, 13 Mei2014
Sepertinya pertanyaan: untuk apa aku melakukan ini, untuk apa melakukan itu, mengapa begini, dan mengapa begitu akan terus berada dalam benakku setiap waktu. Sampai sekarang aku masih mempertanyakan, untuk apa aku kuliah lagi, belajar sistem komunikasi, belajar bahasa arab, mengerjakan penelitian, juga mengajar TPA sesekali. Aku masih tidak tahu pasti untuk apa melakukan kegiatan itu semua. Aku hanya bisa berharap, semoga apa-apa yang aku lakukan tersebut bisa bermanfaat untuk diriku sendiri dan orang lain, di dunia dan akhirat. Dan semoga bisa membuat Allah ridho.
Jumat ini. Besuk om di RS. Karyadi. Posting blog sembari nunggu bapak datang. Btw, jumat ini masih seperti jumat-jumat kemarin. Masih dengan harapan-harapan yang sama. Bedanya adalah, kuantitas yang harus dikerjakan lebih banyak. Yess.
Seperti biasa, hari pertama dikosan setelah libur panjang masih terbayang suasana rumah. Ibarat raga sudah disini tapi jiwa masih disana.
Dan besok sudah mulai kuliah.
Sudah di Jogja. Besok harus sudah siap dengan segala aktivitas. Bersih-bersih kosan dulu terutama.#EfekAbuKelud
Jadi, liburan semester ini udah dapat apa dan menghasilkan apa? Mm.. jauh dari target sih.. tapi seenggaknya bisa:
- Mengumpulkan pesanan Irine untuk kemudian mengirim paketan ke Manggarai sana. Seribet-ribetnya belanja melengkapi pesanan, setidaknya disini hampir semua ada. #KuduBersyukur
- Merasakan liburan di rumah sehat. Bisa dikatakan anti mainstream gak ya. Secara biasanya liburan itu kan nginepnya di hotel. Hikmahnya adalah.... lebih ngeh kalau kesehatan itu termasuk nikmat dan anugrah luar biasa dari Allah.
- Belajar ngurus rumah. Ternyata lumayan juga ditinggal ibuk selama sembilan hari.
- Baca lima buku: Kisah Seorang Penggerutu yang Mencari Negara Paling Bahagia di Dunia, Petualangan Tom Sawyer, Pangeran Bahagia, Harimau Harimau, dan The Last Samurai. Kalau gak liburan.. boro-boro sebulan bisa tamat satu buku.
- Nulis (baca: curhat) di blog lebih banyak.
- Nambah hafalan dan murajaah, yang di hari biasa susah untuk konsentasi. Walaupun gak banyak, tapi lebih banyak dari hari biasa, ada peningkatan.
- Setiap hari ngumpul sama ibuk bapak.
- Main ke rumah saudara.
- Sempat merenung tentang banyak hal (beda tipis sama melamun sih).
Memang masih banyak kurangnya... semoga ke depan lebih bisa memanfaatkan waktu dengan optimal.
Kenapa si ndut bikin kangen? karena ketika ngobrol.. curhat sama bocah ini, seru, jawabannya apa adanya tapi gak bikin bete, stressku jadi menghilang. Kalau orang dewasa yang menjawab dengan jawaban yang sama, mungkin bisa bikin nggondok. Tapi kalo dia yang jawab... polos.. gak bikin marah malah bikin ketawa.
Dikasih tahu: Dek besok Mbak berangkat ke Jogja lho. Berharap dia akan merasa kehilangan karena gak ada teman main. Eh lha kok dia cuma bilang, Ya sudah.
Dicurhatin: Yahh.. kok liburnya udahan sih.. besok harus ke Jogja lagi. Dengan santainya dia menjawab, Ya gak usah berangkat to. #mengerutkan kening dan memandangnya dengan mata menyipit#
Diceritain: Dek aku bingung.. aku berharap ditanya balik kan, bingung kenapa mbak? eh dia dengan innocent nya bilang, Pegangan tiang dong. #yah... itu mah buat bingung karena sakit kepala dalam arti yang sesungguhnya#
Aaarghhhhhh. Tapi toh aku tertawa juga.
Oh ya catatan untuk hari ini, KRS-an itu ribet ya kalo ada jadwal yang bentrok, padahal gak ada mata kuliah pilihan lain yang sesuai. Trus bingung juga mau ambil yang mana, drop yang mana, karena gak tahu mata kuliah mana yang lebih mendukung penelitian. Semoga besok ada pencerahan. Aamiin.
21022014 23:20
Beberapa hari yang lalu saya ditodong temen untuk cerita tentang kisah hidupku akhir-akhir ini. Apa yang perlu diceritakan? Hidup saya masih berjalan seperti biasa dengan rutinitas kuliah. Tidak ada yang spesial. Ya dibuat spesial dong, kata temenku. Buat apa? Toh pasti ada saatnya hidup menjadi lebih istimewa. Saya hanya memutuskan untuk menikmati hidup apa adanya saat ini. Serta mencoba untuk tetap mensyukuri anugrah hidup dengan memanfaatkan apa yang sudah dititipkan Allah pada saya. Saya masih berusaha untuk mempergunakan sebaik mungkin kesempatan yang ada sekarang: menuntut ilmu. Kesempatan yang tidak dimiliki oleh semua rakyat Indonesia.
Oh ya btw, tentang apa yang sedang terfikir dibenakku: setiap kali melewati lampu merah, saya sering melihat orang-orang yang berjualan disana, dan saya bertanya-tanya, mengapa mereka mau bekerja di jalan, dibawah terik dan sengat matahari seperti itu? Apakah karena tidak ada pilihan lain yang lebih baik? Bukankah ada bank yang bisa memberi modal untuk membuka usaha? Apakah kesempatan kerja di Indonesia sudah sangat sempit sehingga tidak bisa menampung semua usia produktif? Padahal di luar sana lowongan kerja selalu dibuka kan? Atau mereka tidak memenuhi kualifikasi? Terhalang pendidikan?
Saya salut sama mereka, mending berjualan di lampu merah daripada meminta-minta yang selama dua hari ada yang mampu mengumpulkan uang sebesar tiga setengah juta rupiah. Kok saya pengen bantu-bantu orang lain yang mungkin tidak memiliki banyak kesempatan ya. Apa yang bisa saya lakukan? Perlukah saya menjadi seorang pengusaha agar mampu membuka lapangan kerja, atau menjadi seorang pendidik yang memberi kesempatan pada orang lain untuk belajar tanpa biaya? Atau menjadi dua-duanya?
Ya Allah, kuatkan hamba agar mampu bermanfaat bagi sebanyak-banyak orang. Aamiin.
Oh ya ngomong-ngomong, tiap hari rabu saya serasa dikejar-kejar yang namanya penelitian. hffttt.... *kemudianingetharusbersyukurmemanfaatkankesempatan
13112013
Allah, bimbing hamba selalu. Aamiin.
*di sebuah jumat
Alhamdulillah… Libur juga akhirnya, :)) (tarik nafaaaaassss, hembuskan..)
Bayangannya kan kemarin setelah UTS itu mau rajin belajar biar gak sistem kebut semalam pas UAS. Kenyatannya, boro-boro belajar, tugas aja keteteran. Belum proposal penelitian. Justru setelah UTS serasa hectic world. Tiap pekan ada tugas, ada tugas besar juga yang ngerjainnya dari pagi sampai mau pagi lagi (jadi inget jaman ngerjain tepe dulu), ditambah konsultasi ke dosen yang sepekan bisa satu sampai dua kali. Setiap saat bisa deg-degan, apalagi kalau mendekati deadline!
Sekarang… Minggu tenang. Yah meskipun masih ada tanggungan setidaknya gak harus ke kampus, jadi ada cukup banyak waktu untuk menyelesaikannya satu-satu. Kemarin puncaknya pas ngajuin proposal yang ala kadarnya. Dan aku bertekad tidak akan menyentuhnya lagi sesaat. Menenangkan pikiran dulu: belanja dan jalan-jalan. Haahhahaah. Cukup mujarab. Dilanjutkan dengan me time, tapi jangan bayangkan seperti kebanyakan orang, me time versiku disini sama dengan cuci-cuci, bersih-bersih kamar maupun KM, nyetrika, dan rapih-rapih. Jadi selain pikiran tenang, tempat tinggalpun nyaman.
Satu pemikiran yang terlintas, kok ternyata sekedar “me time”menghabiskan banyak waktu ya… Apa karena nyambi wassapan sama emailan? Heheheehehhe.
Ya, kalau dipikir-pikir, aplikasi chat dan jejaring sosial tidak hanya memudahkan bersosialisasi, tapi juga tanpa sadar bisa mengalihkan perhatian dari pekerjaan-pekerjaan penting. Kalau yang diperbincangkan memang sesuatu yang penting dan mendesak, gak masalah. Tapi yang sering terjadi adalah, berupa pembicaraan yang sebenarnya bisa dilakukan setelah semua pekerjaan terselesaikan. Tidak jarang juga jika satu pembicaraan yang semula penting berkembang menjadi guyonan semata.
Kalau menurutku, dengan semakin mudahnya orang berkomunikasi, kok seperti orang kapan saja bisa bertamu ya. Jaman dulu, ngobrol bisa terjadi ketika bertamu yang itupun dilakukan paling mentok setelah isya. Sekarang, orang bisa ngobrol kapan saja, mau jam sepuluh malem ataupun jam tiga pagi. Kalau cuma sekali dua kali percakapan, biasa saja. Tapi kalau sudah berpuluh-puluh percakapan, kan bisa menghabiskan waktu.
Nah. Inilah yang baru kusadari. Jadi, kemarin me time habis waktu berjam-jam ngapain aja? Oalahh. Ternyata nyambi nggosip juga. Hihihihiiiiii..
Besok-besok harus fokus.