Dudul Untuk Kesekian Kali

By norma - 10/07/2012 09:58:00 PM

Saya heran dengan diri saya sendiri, kenapa kedudulanku gak ilang-ilang sejak jaman sekolah dulu. Ada saja kecerobohan ataupun kebodohan yang saya buat. Kadang lucu, lebih sering memalukan tapi. 

Waktu di loket parkir Masjid, Mas petugas bilang tarifnya lima ratus. Dalam hati saya membatin, ih kok murah banget tarif parkirnya. Dipasar tradisional aja tarif parkir seribu. Tapi baguslah, murah. Toh receh yang ada cuma limaratus. Pas. Jadi saya PeDe saja memberi ke petugas uang limaratus perak. Tapi kok pandangan masnya gimana gitu. Jangan-jangan kurang. Enggak lah, kalau kurang pasti masnya sudah menegur. Oke, saya pun lanjut memarkir kendaraan. Menuju Simpang Lima, hati saya masih membatin, jangan-jangan saya tadi salah denger, harusnya seribu limaratus tapi saya dengernya cuma limaratus. Kalau iya, malu bangeeeeett.


Ketika saya mengambil karcis parkir untuk diberikan ke petugas parkir di pintu keluar, saya terkejut. Dugaan saya benar. Saya salah dengar. Harusnya tarifnya seribu limaratus! Duh, malunyaaaaa. namun begitu dengan muka tempok saya menuju loket parkir, berniat memberi kekurangan tarif. Bagaimanapun juga seribu rupiah itu adalah uang. Beruntung petugasnya sekarang sudah ganti dengan Mbak-Mbak. Setidaknya saya tidak terlalu malu sama Mas yang tadi. Dengan memberanikan diri saya memberi uang seribu rupiah sambil berkata, maaf mbak, ini kekurangan saya yang tadi, sambil cengar cengir dan langsung kabuuuurrr. Mbak-nya bengong, gak ngerti tapi menerima juga pemberian uang dariku.

Jadi, Hikmahnya adalah, kalau ada orang ngomong dengerin baik-baik dan perhatikan dengan seksama, :)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar