Marah, Ngomong Sesukanya, Tak Peduli

By norma - 6/07/2012 11:44:00 AM

Ada orang yang jika merasa disakiti, langsung berbalik marah. Tidak terima. "Aku kalo gak suka ya udah, ngomong apa adanya. Tapi habis itu langsung selesai." Ngomong apa adanya. Seringkali seseorang merasa bahwa apa yang dikatanya apa adanya. Padahal bisa jadi bagi orang lain, omongannya itu, bukan apa adanya lagi. namun sudah dubumbui dengan sugesti diri, yang berlebihan.

Dan meskipun setelah "perang", bilangnya langsung selesai perkara, namun hati seseorang siapa yang tahu. Ketika ada omongan yang membuat luka, sakit hati,meskipun setelah itu berbaikan lagi, luka tersebut tetap tidak bisa hilang seratus persen. Paku yang sudah dicabut saja masih menyisakan bekas. 

Ada beberapa teman berkomentar mengenai sikap saya yang tidak membalas kemarahan seseorang. Bagi saya, saya tidak mau menyakiti. Biar saya saja yang merasakan ketidaknyamanan, siapa tahu saya memang salah sehingga pantas dimarahi. Daripada sudah meninggalkan bekas paku ternyata memang kitanya yang salah. Dan, menghindari luka jauh lebih bagus dari pada menghapuskan luka. Dalam menghapus luka tetap saja membekas. Kalau bisa tidak marah, mengapa harus marah. Lagipula kita lebih sering marah untuk hal remeh. Hanya membuang energi saja. Saya tidak mau merusak suasana hati positif dengan kemarahan. Hanya membuat rugi diri sendiri saja. Sudah capek hati, hilang energi. 

namun ketika sikap seseorang sudah menyebalkan dan keterlaluan, dan parahnya orang itu selalu merasa benar, jika diingatkan justru marah, pertahanan saya jebol juga. Saya merasa sangat kesal dengan orang itu, serta merasa sakit hati. Mungkin memang susah mengingatkan orang yang keras hati, bahkan hati yang mati.

Dan untuk saat seperti ini, saya hanya bisa berdoa kepada Allah. Karena bagaimanapun kita berusaha untuk membuat orang itu mengerti, dia tetap tidak akan mengerti. Ya Allah... lapangkan dada hamba.. dan beri hamba kekuatanMu ya Allah.....

Tiap kali jika merasa tersakiti, seseorang merasa bahwa dia yang benar dan orang yang menyakiti salah.Padahal belum tentu demikian. Bisa saja orang tersebut hanya ingin mengingatkan, dan memang kita yang salah. Bisa jadi juga cuma kesalahpahaman semata, tidak ada niat untuk marah ataupun menyakiti sama sekali. Namun jika kita memang disakiti, tidak salah tapi disalahkan. Tidak menyakiti tapi dizholimi, berdasarkan apa yang diajarkan Rasulullah, diamkan saja, akan lebih baik lagi jika memaafkannya, jangan membalas menyakiti, selama tidak melecehkan agama Allah. Dan berdoa, karena bisa jadi di kelak kemudian hari, orang yang menyakiti tersebut berbalik menjadi pembela kita. 

Apa yang dicontohkan Rasulullah begitu luar biasa. Jadi betapa hati Rasulullah seluas samudra. Kalau saya.. huhhh.. diam atas perbuatan menyakitkan membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Ya Allah.. lapangkan hati hamba. Jadikan hati yang ada rasa benci dan sakit hati ini menjadi hati yang memaafkan dan penuh dengan kebahagiaan. Aamiin Ya Rabbal alamiin.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar