Senja Bersama Rosie

By norma - 1/11/2012 10:47:00 PM


 


Membaca buku ini, hatiku seperti diobok-obok. Bagaikan air yang diobok-obok sehingga terkoyak dari diamnya, hatiku juga menjadi berkecamuk dari ketenangannya..

Berkecamuk berbagai macam rasa.. Dan ini adalah rasa yang baru bagi saya. Karena tidak biasa. Kita tahu ada perasaan senang, cinta, rindu, benci, sedih, kecewa, terluka, kesel, suka, tidak suka, terharu, cemas, takut. Nah, perasaan apa namanya, jika cinta, benci, takut kehilangan, percaya, berharap, dan menunggu jadi satu?

Itulah kemungkinan perasaan Sekar. Duh, mulianya hati sekar, setelah merasakan itu semua, dia masih bisa untuk mengikhlaskan. Saluuuuuttt.

Kenapa disini saya lebih membahas sekar? Kan judulnya Senja Bersama Rosie? Bukannya disini perasaan Rosie tidak penting, tapi Rosie sudah punya kehidupan yang sempurna. Berkeluarga dengan Nathan dan dikaruniai empat anak putri yang menakjubkan.

Kalau memang Rosie dulu pernah mencintai Tegar, cinta yang tidak tersampaikan, lantas karena itukah seakan-akan dengan mudahnya ia melupakan kebersamaan dengan Nathan selama tiga belas tahun? Sejak kejadian bom yang meluluhlantakkan Jimbaran dan yang merenggut nyawa Nathan, Rosie memang sangat merasa kehilangan. Namun ketika perlahan kondisinya membaik, Nathan seolah terlupakan, perasaan cinta itu, mungkin tumbuh kembali untuk Tegar, teman masa kecilnya.

Rosie sendiri baru menyadari jika mencintai Tegar ketika oma menceritakan bahwa Tegar sangat mencintai Rosie. Rosie baru ngeh kalau ternyata perasaan ia selama ini terhadap Tegar adalah perasaan cinta. Pasti tidak mudah ditinggalkan seseorang yang sangat dicintai dan akhirnya malah dia sendiri memutuskan untuk menikah dengan orang lain. Hhm.. Berat juga perasaan yang ditanggung Rosie.

Lantas bagaimana dengan perasaan Tegar sendiri? Dia sudah memendam perasaan cinta terhadap Rosie selama dua puluh tahun, sejak pertemanan kanak-kanaknya. Namun sayang, karena ketidakberaniannya mengatakan perasaannya sejak dulu, dia kehilangan kesempatan. Lantas dia mencoba untuk melupakan, namun semakin ingin dia melupakan, bayangan Rosie justru semakin membayanginya. Dia patah hati. Dia terluka. Perempuan yang sudah dicintainya selama dua puluh tahun justru memilih orang lain yang baru dikenalnya selama dua bulan. Dunia Tegar seakan runtuh. Tegar memilih untuk menghilang, berharap bisa melupakan semua lukanya, patah hatinya. Huufft, patah hati memang menyakitkan.

Seiring berjalannya waktu, Tegar bisa berdamai, tidak melupakan. Tegar menjalani hidup dengan baik, bersahabat dengan keluarga Nathan dan Rosie, dan bersiap melangkah ke jenjang pernikahan bersama Sekar. Besok rencana pertunangannya dengan Sekar. Namun bom yang meledak di Jimbaran yang keluarga Nathan menjadi korbannya, merubah segala rencana. Kenapa kau harus membiarkan Sekar untuk menunggu terlalu lama Tegar....

Novel ini selain menggambarkan banyak perasaan tidak mengenakkan orang dewasa, juga menggambarkan keriangan anak-anak. Kehidupan kanak-kanak diceritakan begitu hidup melalui karakter keempat putri Rosie dan Nathan.

Dan pelajaran yang bisa saya ambil dari novel ini adalah: Berdamailah, bukan melupakan. Ya, ternyata setelah berdamai, mengikhlaskan, ataupun merelakan sesuatu, kita bisa menjadi lebih tenang, daripada ingin selalu melupakan yang ujung-ujungnya malah ingat sendiri. Dan lagi, untuk apa melupakan? Biarkan hal itu tetap ada untuk melengkapi episode kehidupan, sebagai kenangan, dan sebagai pelajaran.

Tapi saya tidak begitu suka endingnya. Atau mungkinkah memang begitu akhir dari kisah dua orang yang saling mencintai? Hah, entahlah. Yang pasti, apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, selalu ada campur tangan Tuhan disana.

*11Januari2012


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar