Seharusnya tidak terulang lagi...

By norma - 8/15/2010 10:52:00 PM

Belajar UAS selesai. Buku-buku yang berserakan sudah kubenahi. It’s time to sleep. Duduk di tepi tempat tidur, kuraih handphone disampingku. Jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Segera aku membaringkan diri, dan sebelum tidurku benar-benar lelap, aku teringat ada satu hal yang belum kupersiapkan untuk hari esok. Persiapan kelompok, jadi aku perlu bertanya dengan teman yang lain, “ mi, besok faiz diapain?” sms ku pada nikmah, yang biasa kupanggil mi. Jangan tanyakan darimana nama panggilan ini. Karena sejak kapan aku menggunakannya pun tidak tahu, mengalir saja. Tumben nikmah gak membalas, biasanya dia langsung membalas sms. Mungkin dia sedang tidur, pikirku menenangkan diri. Dan sedetik kemudian aku sudah mengikuti jejaknya. Tidur pulas.
Menjelang pukul delapan pagi, kelas rame dengan mahasiswa yang serius merekam rumus-rumus dikepala. Persiapan paling akhir sebelum beperang melawan soal-soal Aljabar Linier. Termasuk aku. Keseriusanku dihentikan oleh senyuman faiz. Dalam hati, tumben faiz senyam senyum denganku. Biasanya kan ekspresi dia datar-datar saja. Belum berakhir keherananku, faiz berkata sambil berlalu di sebelahku menuju bangkunya, “emang mau diapain?” diikuti senyum lebarnya.
Aku membeku terpaku dibangku. Berusaha mencerna apa yang terjadi, jangan-jangan, TIDAK! Kuambil handphone, menu-message-sent item, di daftar sent item paling atas, bertuliskan nama faiz. Bukan nikmah. Ya Allah Ya Rabbi, berarti aku salah kirim. Wadduh, gak asik nih, faiz tahu kalau kita merencanakan sesuatu untuk memberi kejutan ulang tahunnya. Ow..ow..untuk teman-teman, maafkan aku ya, telah mengacaukan rencana. Tadi malam yang muncul di bayangan adalah faiz, gak sadar kalau justru nama faiz yang menjadi tujuan sms. “Kepolosanku” untuk yang kesekian kali.
Ujian berakhir, faiz mendekatiku, masih dengan senyumannya. Maaf iz, salah kirim, kataku mempermalukan diri. Ya, salah kirim. Seharusnya sms itu untuk nikmah, pantas saja sampai pagi dia nggak membalas smsku…
Akhirnya kita berlima sepakat tidak menyiapkan kejutan apa-apa setelah mereka puas menyalahkanku. Aku hanya bisa pasrah. Dan mau diapain juga oleh kita, faiz pasti sudah bisa menebak kalau hanya akal-akalan saja. Tapi kue ulang tahun dan perayaan kecil untuknya tetap ada. Met ultah ya iz…
Aku masih tak habis fikir, kenapa pengalaman diatas tidak menjadikanku lebih berhati-hati dan menjalankan segala sesuatu secara sadar. Karena tak lama kemudian, ketika ibunda Irma berkunjung di kosannya. Salah kirim tetap menjadi kesalahanku. Ya Allah, tidak seharusnya aku melakukan kesalahan yang sama. Ya, sms yang seharusnya bukan untuk Irma malah sukses terkirim untuk Irma. “ mi, mama Irma ada di kosannya sekarang. Rame-rame kesana yuk, silaturrahim, sama siapa tahu kecipratan oleh-oleh.” Sms k pada nikmah agar diteruskan ke yang lain.
Belum sempat aku meletakkan handphone, muncul sms masuk. Dari Irma. Wah, kebetulan sekali, baru aja ngomongin dia, panjang umur. Open message, “iya mi, makasih.” Bunyi sms Irma yang biasa memanggilku normi. Oh, tidaaak, salah kirim lagi!

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar