salah simCard

By norma - 8/15/2010 10:13:00 PM

Memang susah kalo SIMcard kita ketuker sama SIMcard orang lain dan kita gak sadar. Jadinya kalang kabut. Pengalamanku, setelah sadar kalo SIMcard di handphone bukan milik sendiri, kita harus konfirmasi sama banyak orang. Sebelumnya, pasti ada yang kepikiran kalo gak mungkin SIMcard kita ketuker tapi kita gak sadar. Mungkin-mungkin saja, buktinya aku. Sebenarnya aku juga heran, kenapa aku begitu polosnya sehingga sering melakukan hal-hal aneh.
Di suatu pagi, dikamar,
“aslkm, dimohon hadir pada jam…ditempat… sangat ditunggu kehadirannya.” Bunyi tulisan di layar laptopku. Kebetulan simcardku sedang kupasang di modem yang tertancap di laptop. Gak ada nama pengirimnya. Hanya tertera nomor pengirimnya saja. Mungkin karena nomor yang terbaca di laptop hanya nomor yang di simcard saja, jadi belum ketahuan dari siapa. Ntar kalo simcardnya udah dipindah di handphone, pasti namanya tertera. Lalu ku cek contact list di tampilan modemnya, loh, kok kosong. Gak ada contact sama sekali. Masa’ gara-gara tadi malam gak berhasil connect internet, contact di phonebook simcard- ku jadi hilang semua. Pikirku saat itu. Pikiran yang seharusnya tidak terlintas.
Buru-buru simcard di modem aku pindah, dipasang ke handphone. Kok contact di simcard tetep kosong, yang ada contact di memori handphone aja. Lama aku berfikir hal ini benar atau tidak, sampai akhirnya aku memutuskan bahwa semua contact di simcardku yang sangat berharga itu hilang. L.
Sampai saat ini aku menyesal mengapa saat itu pikiranku konyol banget. Gak kepikiran kalo simcard ku tertukar.
Tak lama kemudian,
Muncul sms dari temen yang aku tahu nomornya dan seharusnya nomor ini bernama di handphone. Berarti memang contact di simcardku hilang semua. Hiks, sedih.
Lalu,
“ aslkm, mbak, ntar sore jadi gak?” lagi-lagi sms tanpa nama masuk di handphoneku.
Tadi malam aku janjian sama adek kelas untuk ketemuan. Pasti yang sms adek yang udah janjian tadi malam tapi pinjam hape temennya.
“iya, jadi.” Singkat aku membalas sms. Sambil dalam hati menebak kalo adek ini pinjem hape temennya yang berkode jawa tengah.
Pagi menjelang siang, di kampus,
“yul, tolong nanti bawakan catatan …” aneh, pasti sms ini salah kirim, jadi dengan cepat aku balas, “maaf, ini bukan yuli.”
Tak lama kemudian, “nor, simCard kita ketuker.” Sms masuk lagi. Tertanda it’s mine. Loh, masa’ nomorku sendiri bisa sms, jadi horror gini..batinku. kemudian, tek. Aku tersadar. Oia, simCard ketuker.
Pantas saja , contact phoneookku gak ada, terus, banyak sms aneh.
Terbangun dari ketidaksadaran, aku bergegas membalas sms yuli, “oia yul, aku baru sadar. Sekarang kamu dimana?”
“dikosan. Kamu dimana?”
“dikampus.”
Hhh, karena ini kesalahanku, aku yang harus nyamperin yuli nih. Tapi males banget jalan ke kosan dan ke kampus lagi. Meminjam motor menjadi pilihan. Meluncurlah aku dari parkiran kampus menuju kosan. Di tengah jalan, dari jauh aku melihat yuli berjalan, yang sepertinya menuju kampus. Syukur Alhamdulillah yuli ke kampusnya lewat jalan depan. Jadi kita bisa papasan. Setelah dekat, kami hanya senyum-senyum saja. Tak ada kata yang terucap. Sampai akhirnya tertawa dan, “dudul banget sih, bisa gak nyadar kalo simCard ketuker.” Kata yuli.
“aku juga heran yul, ”
Bersama kita menuju kampus.
Di parkiran,
“kok kamu langsung nyadar kalo simcard kita ketuker?” tanyaku pada yuli.
“ya iyalah, mana ada di phonebook ku nama irin, bagas, lagian aku gak pernah nyimpen contact di simcard. Kesimpulanya, punya norma ini.” Yuli menjelaskan. Irin, bagas, adalah adekku.
“iya ir, aku udah di kampus. Iya, tadi aku pake nomornya norma. Simcard kita ketuker.” Kata yuli pada irma di telpon.
“pantas yul, tadi aku sempet kepikiran, kok bisa adekku ini pake nomor jawa tengah, eh, ternyata itu sms untukmu. Padahal udah aku jawab, iya, jadi.” Ceritaku pada yuli
“hah, apaan. Tadi di sms mu itu nanyain, ntar sore jadi gak?” kata Yuli.
“jangan-jangan dewi. Kamu balas ‘iya’, aduh norma, ntar sore aku gak bisa.” Yuli mulai panik. Yah, namanya juga ketiaksengajaan yul.
Dan akhirnya, di handphoneku sekarang memang benar ada simcardku.
“halo, yuli..” kata Irma di seberang telephone yang langsung kupotong. “bukan mb ir, ini bukan yuli. Ini norma.”
“hih, kalian ini, yang bener dong, tadi katanya yuli pake nomormu?” protes Irma.
“iya, sekarang udah tukeran lagi. Hihi.”
Nah, sekarang pertanyaannya, kok bisa simcard kita ketuker?
Tadi malam, kita sama-sama ngenet menggunakan modem. Dan warna modemnya sama-sama putih. Yuli selesai ngenet, tidur, aku baru mau mulai. Karena gak connect-connect, aku coba pake modemnya yuli. Otomatis, simcard yang di modem yuli aku pindah di modemku, biar gak hilang simcard yuli. Tapi tetep aja gak connect. Aku mencoba pake laptop yuli, gak connect juga.
Paginya, ternyata aku lupa kalo malemnya aku pindah-pindahin simcard!
7/21/2010 3:08:56 AM

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar