akhirnya, mimpi itu menyapaku lagi

By norma - 4/08/2011 12:32:00 AM

lengkap sudah. semua ini lebih dari cukup melengkapi pengembalian akan mimpi-mimpiku. setelah jumat lalu mendapatkan tanda tangan A. Fuadi dengan pesan Dream, Fight, Ikhlas; sabtunya membaca novel yang dialognya banyak membahas tentang mimpi; rabu siang pak andrie berpesan pada kami semua, "beranilah bermimpi!"; rabu malam chat dengan mas deny sedikit berkomentar tentang mimpi; dan hari rabu aku tutup dengan conference dengan sahabat karibku, nikmah dan ida, tentang mimpi juga!

pun dengan ikhlas. pekan ini harusnya cukup membuatku tersadar akan pentingnya sikap itu. pesan Dream, Fight, Ikhlas dari A. Fuadi dan pesan chat sahabat karibku, mbak wulan, "yang penting kamunya ikhlas cil..".

hanya kata "keren" yang terlontar dari bibir membaca pesan di halaman awal novel ranah 3 warna-ku. hanya kata di bibir. belum menghunjam dalam hati. wah, keren banget kalo ada orang yang benar-benar konsisten menerapkan tiga pesan tersebut. bagiku, walaupun "cuma" sekedar bermimpi, butuh ketetapan hati yang kuat untuk bisa terus memegang mimpi itu, sampai semuanya terwujud. dan tidak mudah mempunyai ketetapan hati. banyak godaan disana. ada rayuan di kanan kiri kita. ada provokator ghoib yang setiap saat melencengkan ketetapan hati. Fight. begitu mudah diucapkan, begitu sulit dipraktekkan. berjuang. berproses. bagiku, "Fight" menyimpan berjuta makna. berjuang secara fisik, berjuang dengan otak, berjuang menggunakan hati, berjuang untuk sabar, berjuang untuk konsisten, berjuang untuk kuat, berjuang.....
ikhlas. ah, hitamnya hati ini sampai tidak tergetar sedikitpun diingatkan tentang ikhlas. ikhlas. hanya terucap. tercekat sampai kerongkongan saja. sekarang aku baru merasa heran dengan diriku sendiri. bisa-bisanya waktu itu aku cuek begitu saja, benar-benar tidak tersentuh untuk bertanya pada hati, sudah ikhlaskah aku? atau jangan-jangan waktu itu hatiku memang sudah "merasa ikhlas"? merasa sudah berada di track yang benar? ah, bisa-bisanya.

membaca postingan cerbung "Kau, Aku, dan Kota Kita" di MP Tere Liye, beberapa dialog di dalamnya mengingatkan tentang mimpi. seperti pada dialog ini, “Pak Tua selalu bilang padaku, sepanjang kau punya rencana, maka jangan pernah berkecil hati, Borno…. atau dialog ini,"Sepanjang kita punya mimpi, cita-cita yang lantas dikongkritkan dengan sebuah rencana yang walau kecil tapi masuk akal, maka tidak boleh sekalipun rasa sedih, rasa tidak berguna itu datang menganggu pikiran. Dan ingat ini, seandainya kau tidak punya rencana itu, kau gagal melaksanakan rencana kau itu, kau tenang saja, rencanaku cukup besar untuk kita berdua. Masa depan yang lebih baik. Masa depan kita yang lebih cerah.” masih, keinginan untuk bermimpi lagi belum muncul. hanya sekedar ingat. oh, iya, mimpi. mimpi itu penting. mimpi itu ajaib. tapi sebagian hati buru-buru menambahkan, tapi mimpi itu juga menyakitkan, menyakitkan ketika harapan itu tak kunjung terwujud. sebagian hati yang lain malah lebih sadis, berkomentar, hahaha, mimpi. sambil tersenyum sinis.

rabu, enam april jam sebelas siang. meeting omc. meeting singkat. sedikit membahas masalah-masalah di omc, dan lebih banyak sharing. pak andrie membagi pengalamannya ketika mengikuti pelatihan UTHB(Umat Terbaik Hidup Berkah). yang paling kuingat tentang, "beranilah bermimpi teman....". ketika reformasi, bayangan teman-teman, siapa yang layak jadi presiden? Ada yang jawab Amin Rais. lantas kenapa Amin Rais "cukup" jadi ketua MPR? karena tidak pernah sedikitpun Amin Rais bermimpi menjadi presiden! kali ini, hatiku sedikit terbuka. minimal sudah ada keinginginan untuk bermimpi lagi.

rabu malem. diawali dengan ketidakjelasan, hehehe, mas deny iseng nyapa di chat dengan, "update enva mbak..", aku bales gj (baca: gak jelas) jg, "gak ada genset itu mas.." hahaha, kelakaran kecil ini mengawali sedikit pembicaraan tentang mimpi. kata mas deny, "mungkin aku terlena di zona nyaman...". setuju mas den, aku juga ngerasa sudah begitu PW di zona nyaman. setelah obrolan ini hatiku memutuskan untuk bermimpi lagi. yuk, sama-sama jadi sang pemimpi.

menutup hari rabu, conference dengan neeck_mah dan ida nurcahyani. obrolan ini sangat berarti. aku yakin, orolan ini akan menjadi salah satu kenangan indah. bukan begitu teman-teman? sayangnya, saya lupa menyimpannya, sebagai dokumentasi. tapi kira-kira, beginilah inti obrolan kami.
...
wah, pada mau lanjut ni
aku pengen nerusin ke psikologi
kalo aku management
kalo aku tetep teknik
wah, moh aku teknik meneh
bosen teknik
soalnya aku masih punya keinginan jadi dosen
wah, cita-cita mulia
kalo aku, dadi opo yo?
kamu mah, engineer, cocok
aku moh engineer ah, aku dadi boss
itu juga cocok
kan kamu udah ada bakat bossy
hahaha
kalo aku jadi ibu rumah tangga
wah, itu juga cita-cita mulia
sek-sek, kita list dulu
kamu punya sekolah/kampus
amin
aku direktur konsultan pegawainya
kamu punya perusahaan..
amiin
mari sama-sama kita jadi boss
ya Allah, rengkuh mimpi-mimpi kami malam ini...
amiiin
amin, amin, ya rabbal alamiin
...

teman, saya merinding membacanya. seakan nyata di depan mata. ya Allah, rengkuhlah mimpi-mimpi kami.

selain teringat kembali mimpi saya ketika di kampus, saya juga teringat mimpi masa kecil saya, ketika saya belum memakai seragam putih-biru, belum juga memakai seragam putih abu, apalagi putih-biru donker! mimpi saya kala itu: punya perpustakaan umum dan mbangun madrasah.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar