Bidadari-Bidadari Surga

By norma - 3/19/2012 10:59:00 AM

Judul: Bidadari-Bidadari Surga
Penulis: Tere Liye

Bidadari-Bidadari Surga. Bercerita tentang sebuah keluarga kecil, bahagia. Sebuah keluarga yang terdiri dari Mamak, Laisa, Dalimunte, Wibisana, Ikanuri, dan Yashinta. Keluarga yang mempunyai semangat berkorban, kerja keras, harapan terhadap janji kehidupan yang lebih baik, serta keikhlasan dan penerimaan atas takdir. Semua itu mungkin terdengar klise, biasa saja, dan tidak ada yang istimewa, karena toh, ada banyak buku yang juga berbicara mengenai hal-hal tersebut.

Namun membaca novel ini, benar-benar memberi sensasi yang berbeda, setidaknya menurut saya. Penyampaian pesan tentang pengorbanan, tidak hanya diucapkan di permukaan saja, yang sekedar mengucapkan “pengorbanan” tanpa kedalaman makna. Akan tetapi pengorbanan digambarkan dengan begitu dalam, melalui penggambaran yang seolah nyata, sehingga pembaca terlibat untuk benar-benar merasakan seperti apa pengorbanan itu. Melalui karakter seorang Laisa yang menepati janji akan selalu menjaga  adik-adiknya,tidak akan terlambat untuk adik-adiknya, sehingga ia rela mengorbankan sebagian hidupnya untuk kebahagiaan, kesempatan yang lebih baik di luar sana bagi Dalimunte, Wibisana, Ikanuri, dan Yashinta.

Bahwa hidup ini harus diisi dengan Kerja Keras, Kerja Keras, dan Kerja Keras.  Sepintas tidak ada efeknya ketika berbicara mengenai kerja keras. Ya, karena semua orang juga tahu bahwa seseorang harus kerja keras untuk berhasil. Tapi melalui dialog antara Laisa kepada Wibisana dan Ikanuri, pembaca bisa tertulari semangat untuk kerja keras. Bahwa seseorang harus berusaha sendiri untuk mengubah takdir. Dengan sekolah, dengan belajar sungguh-sungguh, bekerja keras, demi janji kehidupan yang lebih baik.

Dan pembaca bisa memperoleh pandangan lain mengenai kehidupan ini. Untuk bahagia ternyata tidak harus yang mewah, akan tetapi seseorangpun bisa bahagia dalam kesederhanaan. Dalam penerimaan yang indah. Cukuplah semua yang diberikan Allah. Laisa sudah sangat bahagia dengan adik-adik yang membanggakan, materi yang cukup melimpah, serta bisa melakukan banyak hal untuk kampung di lembah. Ya, semua itu sudah sangat membahagiakan. Tidaklah perlu kebahagiaan ini dirusak oleh kenyataan lain yang belum sesuai keinginan.

Pengorbanan, keikhlasan, tidak pernah mengeluh, penerimaan terhadap takdir, dan tidak pernah menyalahkan siapapun serta apapun.  Dan segala perilaku baik lain, sepertinya bisa menjadikan Laisa sebagai salah satu dari Bidadari-Bidadari Surga.

Juga tentang masa kanak-kanak yang indah. Tentang cara mendidik oleh Mamak, yang meskipun tidak memakai teori pendidikan anak yang canggih, namun Mamak mampu menjadikan anak-anaknya orang hebat. Lantas apa yang dipakai Mamak untuk membuat anak-anaknya berhasil? Bercerita, mendongeng tentang keteladanan. Karena masa kecil adalah masa meniru. Kalau yang ditiru tidak baik, akan berdampak pada perilaku anak yang kurang baik. Dan sebaliknya. Mamak selalu menyempatkan diri untuk mendongeng selepas solat subuh berjamaah dan mengaji, disela-sela setumpuk pekerjaannya. Menceritakan kisah Nabi, serta kisah penuh keteladanan lain.

Hmm, disini pembaca juga diingatkan untuk tetap sholat apapun kondisinya. Saluut.

Ah, baca sendiri novelnya, agar kalian bisa merasakan sensasi bercampur aduknya emosi. Agar kalian mengikuti prosesnya sendiri, langsung, dalam mendapatkan pemaknaan pesan-pesan dalam novel. Beda, mengetahui pesannya saja dibandingkan dengan membaca novelnya sendiri.

Alurnya tidak membosankan, dengan alur maju mundur. Antara berjalannya kehidupan masa kini, diselingi flashback ke masa kecil tokoh-tokohnya. Sebenarnya novel ini menceritakan kehidupan selama beberapa hari saja, namun flashback dari tokoh-tokohnya menjadikan novel ini kaya cerita, sarat makna.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar