Sebagai stok untuk pertolongan pertama pada perut lapar, saya menyimpan
dua paket mie gelas, yang tiap paketnya berisi enam bungkus mie. Saya
juga membeli susu kental manis sachet. Kenapa susu kental manis? Agar
jika sewaktu2 gak ada air panas, saya masih bisa membuat segelas susu.
Mie+susu saya letakkan di meja penyimpan makanan di kamar. Kalaupun
teman sekamar mau mengambil, silahkan.
Beberapa hari berlalu, kok mie-nya
berkurang ya. Saya baru makan dua bungkus mie. Tapi kok, mie nya
berkurangnya banyak. Sampai kemudian, mie yang kupunya tinggal satu.
Bersamaan dengan itu pula, satu bungkus kental manis yang berisi
beberapa sachet juga habis. Habis bis. Tanpa menyisakan satupun untuk
pemiliknya.
Sebenarnya saya agak ilfeel sama teman sekamar saya itu. Kok
bisa sih.... Menggunakan makanan orang lain tanpa menyisakan untuk yang
punya. Yang punya saja belum menyentuhnya lho. Ini kok dengan PeDe-nya
mengambil begitu saja jika saya tidak ada dikamar, dan tanpa pernah
minta ijin sebelumnya. Tapi akhirnya saya maklum, saya pernah bilang
bahwa makanan yang ada disitu, dimakan saja tidak apa-apa. Oke. Saya yang salah.
Pernah bilang seperti itu. Jadi kalau dia mengambil seperti itu, bukan
kesalahan dia.
Saya mempersilahkan teman sekamar untuk mengambil makanan
yang saya punya, dengan berfikir, palingan orang kalau minta tidak
banyak-banyak. Tahu kalau bakalan diminta semua, tanpa memperdulikan yang
punya sudah mengambil terlebih dulu atau belum, saya tidak akan
mempersilahkan.
Oke deh. Itung2 berbagi dan untuk pelajaran di kemudian hari.
##
Suatu malam, saya merasa tidak enak badan. Seperti diserang flu.
Bersin-bersin, ingusan, pusing, dan sedikit batuk. Dalam kondisi badan
seperti ini, biasanya saya minum redoxon vitamin.c untuk membantu
menjaga daya tahan tubuh saya. Maka malam itu, saya mengambil satu wadah
redoxon, dan ingin meminum satu tablet. Seingat saya, satu wadah redoxon
tersebut baru berkurang setengahnya, yang sudah saya minum ketika
merasa flu beberapa waktu lalu. Jadi kalau sekarang saya mau minum,
masih ada sekitar lima tablet, untuk malam ini dan beberapa hari
kedepan. Saya ambil wadahnya, "kok enteng ya", batin saya dalam hati. Dan setelah saya buka, kok
cuma tinggal satu tablet! "Perasaan kemarin isinya masih ada setengah,
kok sekarang cuma tinggal satu ya.". Dan selanjutnya, ada jawaban tanpa
dosa, "Oia mbak, redoxonnya aku minta beberapa, waktu aku flu." dari
teman sekamarku.
What!
Bisa-bisanya mengambil redoxon orang tanpa pemisi. Padahal
saya sebelumnya tidak pernah mempersilahkan. Kalau begini bisa dikatakan sopan gak?
##
Teman sekamar ada didepan kaca. Mau membersihkan muka sepertinya. Tapi
lho... Lho... Lho.... Kok... Kok tangannya dengan entengnya mengarah di
kapas punya saya. Saya perhatikan dia, sampai akhirnya dia bilang, "mbak,
aku minta kapasnya ya."
Whattss.
Beberapa hari kemarin saya sudah membatin,
"Tumben kapasku cepet habis". O Jadi ini to sebabnya. Kapas saya tidak hanya saya
yang menggunakan. Lagi, dia minta tanpa ijin!
Kalau sekali dua kali saya masih
bisa maklum. Oo keadaan darurat, belum sempet beli kapas untuk bersihin
muka. Tapi ini gak beli-beli sendiri. Sengaja kan berarti. Sengaja mengambil
kapas saya terus. Dan setelah kapasnya saya umpetin, besoknya dia punya
kapas sendiri. Parah.
Bagi saya tidak masalah jika dia mau minta. Tapi dengan cara yang baik dan tahu diri.
##
Ohya, karena ada sesuatu yg membuat saya gak jadi keluar,
akhirnya saya balik ke kamar setelah sudah pamitan. Sampai kamar, saya
melihat dia sudah menggunakan heater saya. Niat banget make pas saya nya
gak ada. Gak bilang2 lagi kalau mau pinjem, dan lagi, menggunakan
makanan saya. Hufff.. Cape deh.
Ketika saya pulang kerumah, heater saya
dirusakkan oleh temen sekamar tersebut. Padahal saya baru memakainya
sekali saja. Dan dengan pedenya dia akan mengganti dengan uang sesuai
harganya. Lah,enak aja. Siapa yang ngrusakin siapa yang suruh beli.
Emang pergi ke tokonya gak pake ongkos? Tapi gak apalah, gpp. Saya juga
menolak penggantian heater.
##
Sore itu wajah saya kotor sekali. Habis naik
motor, biasa banyak debu yang nempel. Nyampe kamar, langsung saya
menghadap kaca, didepan meja kosmetik. Baru mau mengambil pembersih
wajah, saya merasa ada yang aneh. Kok meja kosmetikku berantakan, dengan
botol pembersih wajah tidak berada ditempatnya, sekaligus tutup
botolnya terbuka. Tadi pagi setelah saya tingal, meja kosmetik dalam
keadaan rapi. Dan... Kok pembersih wajahku habis. Memang masih sedikit,
tapi tadi pagi masih bersisa, sekarang gak ada sisa sama sekali.
Ya Allah.... Lagi, tanpa dosa dia mengambil punya orang tanpa ijin. Suebellnya tak terkatakan.
##
Kemarin, saya melihat dia pake bajuku saat
menemui temennya di luar kosan. What. Bisa2nya dia pinjem baju tanpa
ijin, dan membuka lemari orang tanpa ijin. Membuka lemari orang! Bagiku
ini sudah lancang! Dan setelah dipakai, baju itu dikembalikan dilemari
lagi! Lagi, tanpa sepengetahuan saya. Karena waktu itu saya sedang
mandi. Maksudnya apa langsung meletakkan baju dilemari ketika saya tidak
ada. Biar gak ketahuan? Trus, bisa2nya baju yang sudah dipake ditaroh
dilemari lagi, yang berisi baju2 bersih. Bukannya bilang dan minta maaf
sekaligus ijin karena sudah meminjam baju dan membuka lemari tanpa ijin,
dan berencana untuk mencucikan baju tersebut, malah dengan sembunyi2
naroh baju yang notabene sudah kotor tersebut di lemari baju bersih.
##
Kalau menghadapi teman sekamar seperti ini, apa yang akan kalian lakukan?