Langit runtuh.
Sebongkah hati hancur berkeping-keping.
Air mata tak berhenti mengalir.
Dada sempit, sesak, sulit bernafas.
Tidur tidak nyenyak.
Sesal, sedih, kecewa.
#patahhati
Ya, aku bodoh.
Lantas kenapa?
Lantas kenapa?
Mengenai kebutaan hati dan cara penyembuhannya, Nabi berkata, "Segala sesuatu yang berkarat ada pengkilapnya, dan pengkilap hati
adalah mengingat Allah."
-Baihaqi, Da'awat-
Insyaallah sore ini aku akan mengirim pesanan tas rajut ke Wonosobo, Jawa Tengah. Bagi temen-temen yang tertarik dengan karya rajutan, bisa klik rajutanunik.blogspot.com :)) Bisa pre order karya yang diinginkan juga.
Oh ya, hari jumat kemarin saya mengikuti seminar nasional telco. Seharusnya acaranya dua hari, tapi saya cuma ikut sehari, dan itupun efektif cuma satu seminar, yaitu Entering new broadband competition era by Rio Jatmiko. Cukup menarik materinya. Untuk lebih detail, akan saya ceritakan next time aja, :))
benang, hakpen, dan hasil tusukan dasar |
Mulai kemarin saya belajar merajut lagi. Dulu udah pernah belajar, tapi gak sabar. Pengennya langsung bisa menghasilkan sesuatu, seperti tas, kotak hape, dompet, gelang, ataupun bros.
Padahal belajar merajut itu harus bisa tusuk dasar nya dulu. Dan ketika belajar tusuk dasar, aku bosen. Akhirnya berhenti. Insyaallah sekarang mau belajar lagi. Serius. Kalo udah bisa tusuk dasar, baru bisa baca pola dan bisa membuatnya.
tusuk tunggal, tusuk ganda, tusuk triple |
Pada dasarnya merajut itu gak susah. Hanya butuk kesabaran, ketelitian, dan ketekunan.
Setelah belajat tusuk dasar, hari ini aku bisa membuat bunga dan daun.. :)
Bunga ini bisa dibuat hiasan jepit rambut ataupun bros.
bunga |
Buat apa? Kamu masih saja membawa kotak itu dalam perjalanan. Kamu pikir dengan begitu bisa menyelesaikan masalah? Dengan membawanya, apakah lantas kamu bisa menyenangkan hati mereka, menghibur, dan membuat mereka akan merasa lebih baik? Apakah bisa menghapus kesalahan masa lalu? Hei, sadarlah. Kamu sudah sangat tahu bahwa mereka bahkan tidak pernah tahu kamu punya kotak tersebut.
Kamu sering mengeluh, langkah ini berat sekali. Bagaimana bisa berlari mengejar ketertinggalan? Pejalan lain sudah tidak kelihatan di depan, jarak semakin membentang. Ya, mengapa? Menurutmu sendiri kenapa bisa berat melangkah? Pernahkah kamu menduga bahwa penyebabnya adalah kotak yang selalu kamu bawa kemanapun-kapanpun itu?
Buang saja kotak itu, yang berisi perasaan bersalah.
Where there is a will there is a way
Saya lagi senang membuat fiksi mini atau cerita mini. Jadi sabtu ini saya memberanikan diri mengikuti lomba CERMIN @bentangpustaka, dengan tema: YOGYAKARTA. Dan berikut Cerita Mini yang barusan saya kirimkan:
“Bapak, lebih baik ikut saya saja. Ndak usah bekerja lagi.” Kata Yanto, yang sedang membujuk Suwarno
untuk kesekian kalinya agar berhenti bekerja. Rupanya menjadi anak seorang abdi
dalem dan berada di sekitar keraton sejak kecil tidak lantas membuat hati Yanto
terikat dengan kediaman para raja tersebut. Sampai saat ini, ketika hidupnya
sudah mandiri, dan bisa dikatakan sudah mapan, ia masih tidak mengerti jalan
pikiran Suwarno yang masih mau menjadi abdi dalem tanpa pamrih, meskipun
tersedia pilihan lain yang menurutnya jauh lebih bagus.
“Ndak perlu le,
bapak senang mengabdi di keraton. Memang tempat tinggal bapak masih seperti ini,
kecil, dan ndak banyak isinya. Tapi
dengan mengabdi, hidup bapak selalu dilimpahi keberkahan.” Jawab Suwarno sambil
menanggalkan blangkon dan jariknya.
“Keberkahan seperti apa?” Yanto akhirnya berani
mempertanyakan setelah sebelumnya hanya memendam.
Sekarang giliran Suwarno yang bertanya dalam hati, apa yang
sebenarnya dipelajari Yanto di sekolah tinggi? Apakah sekedar materi?
“Kamu bisa sekolah tinggi, itu salah satu berkahnya le.” Suwarno ingin menjawab begitu. Namun
mulutnya masih terkunci. Suwarno sudah berjanji pada salah satu sahabat sultan
yang sering sowan ke keraton agar tidak memberitahu Yanto bahwa ia yang
membiayai kuliahnya di kota pelajar ini. Jadi sampai sekarang, yang Yanto tahu,
ia mendapat beasiswa.
***
Meskipun saya mengirimkannya hanya beberapa menit sebelum waktu habis, semoga saja cerita ini bisa diterima, :))
gambar dari sini
Bukan aku tidak mengerti isyarat-isyarat itu. Aku tahu, setiap tindak-tandukmu mengacu pada kesukaanku. Bahkan tiba-tiba kau mampu menghabiskan beberapa bacaan novel. Padahal sebelumnya kau mempertanyakan, untuk apa membaca novel? Hanya untuk dibohongi saja? Temanmupun sampai heran, kau, yang menurutnya berprinsip baja, bisa dengan segera mengubah selera.
Namun aku hanya diam.
Maafkan, pintu hatiku masih tertutup ragu.
Buku ini merupakan buku Paulo Coelho yang terkenal. Menceritakan tentang seseorang yang melakukan pencarian. Saya sedang tidak ingin membuat resensi, jadi saya ambil saja kalimat-kalimat yang bagus dari buku ini.
"Katakan pada hatimu bahwa takut menderita itu lebih buruk daripada menderita itu sendiri. Dan bahwa tidak ada hati yang pernah menderita saat ia mengejar mimpi-mimpinya, karena setiap detik dari pencarian itu adalah detik perjumpaan dengan Tuhan dan dengan keabadian."
"Yang masih perlu kau ketahui adalah: sebelum sebuah mimpi terwujud, Jiwa Buana menguji semua yang telah dipelajari di sepanjang perjalanan. Ia melakukan hal ini bukan karena ia jahat, tapi supaya kita mampu --sebagai tambahan untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita-- menguasai pelajaran-pelajaran yang kita tekuni saat kita bergerak menuju mimpi itu. Itulah titik saat kebanyakan orang menyerah. Itulah titik saat, seperti yang kami ucapkan dalam bahasa gurun, orang mati kehausan ketika pohon-pohon palem sudah terlihat di cakrawala.
"Bila kau memiliki harta yang sangat benilai di dalam dirimu, dan mencoba untuk memberitahu orang lain tentang hal itu, jarang ada yang percaya."
"Hanya ada satu hal yang membuat mimpi tak mungkin diraih: perasaan takut gagal."
gambar dari sini
Perasaan ini sukar untuk dikatakan.
Kalau aku bisa, apa yang kalian mau pasti sudah kulakukan. Tujuan kita sama, tapi jangan paksa saya untuk sampai kesana saat ini juga.
Bantuan kalian saya hargai, tapi tolong, pahami bahwa setiap orang diciptakan berbeda. Setiap orang tidak harus menempuh cara yang sama untuk mencapai tujuan, termasuk aku tidak bisa menggunakan cara kalian.
Ah, sudahlah. Aku hanya merasa bersalah.
gambar dari sini
Ternyata pilihanku kemarin malam untuk ngeblog daripada belajar, bukan merupakan sebuah kesalahan. Lha wis, kalaupun aku belajar tentang materi-materi tersebut, toh tidak keluar di ujian tadi pagi. Soal-soalnya benar-benar diluar prediksiku. Gak nyangka kalau soal yang keluar tentang osilator, astable multivibrator, bistable multivibrator, jenis IC JK FF, flip-flop, dll.
Yahh, pada dasarnya sih saya bisa menjawab 40 soal pilihan ganda tersebut, orang tinggal klik aja pilihan a, b, c, d, atau e. Tapi masalah benar atau salahnya, saya gak tau. Jadi tadi saya mengerjakan soalnya gak pake logika, tapi pake perasaan.
Dan ketika nemikirkan hasil akan lolos atau tidak, saya pasrah. Kalau hanya mengandalkan diri sendiri, saya pesimis, bahkan takut untuk sekedar berharap. Tapi mengingat kembali bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, bahwa selalu ada campur tangan-Nya, saya masih menjaga harapan agar lolos dari ujian ini. Semoga.
Seharusnya sekarang saya belajar. Browsing, meneruskan mencari tahu tentang Transformasi Fourier dan Laplace, bagaimana diagram alir sistem kendali, juga memahami arsitektur mikroprosesor, untuk persiapan ujian besok pagi, ujian yang akan mengubah hidupku mulai beberapa bulan ke depan jika saya dinyatakan lolos (dan semoga saya lolos. aamiin).
Namun godaan untuk blogwalking tidak bisa ditahan. Melihat foto-foto bagus mengingatkanku pada keinginan yang sudah terpendam lama: mempunyai kamera, yang kemudian membuatku teringat dengan keinginan-keinginan lain yang belum diperoleh. Dan itu, menyebabkan saya ingin menuliskan hal-hal (benda) yang saya inginkan. Ada yang bilang, perkataan (baca: tulisan) adalah doa, jadi saya tuliskan saja, :)
1. Kamera
gambar dari sini
Kamera yang bagus. Yang bisa menghasilkan gambar sesuai apa yang dilihat oleh mata manusia. Soalnya selama ini saya hanya bisa jeprat-jepret di kamera ponsel yang resolusinya rendah, gak fokus, juga zoom-nya sedikit.
2. Mesin Jahit
gambar dari sini
Biar bisa berkreasi membuat baju yang gue banget. Dengan proporsi badanku yang kecil ini, agak susah cari baju yang modelnya saya sukai dan pas dipake. Biasanya suka sama model bajunya, tapi ukurannya gak pas. Sekalinya nemu yang ukurannya pas, bagiku modelnya kurang menarik. Dan yang pasti, harganya lebih murah jika buat sendiri. Baju yang biasa saja, harganya sudah luar biasa, apalagi baju yang istimewa.
Saya juga pengen bisa buat tas sendiri, yang sesuai dengan selera.
3. Sepeda mini
gambar dari sini
Ya, sepeda mini warna ijo. Seru aja kalo berangkat kerja, ke toko buku, ke pasar, naik sepeda. Bisa sekalian olah raga.
4. Rak Buku
gambar dari sini
Warnanya tetep, warna ijo. Modelnya bukan yang sekedar kotak. Biar gak bosen. Sebagian buku belum punya "rumah", masih tergeletak begitu saja di meja, menumpuk.