Ibu...Ibu...Ibu...

By norma - 7/10/2010 09:10:00 PM

“Mau saya beri tahu rahasia sukses mbak?” kurang lebih pertanyaan itu keluar dari bapak penumpang bus yang duduk di sebelahku. “Iya, apa pak?”. Sambil menyungging seulas senyum, bapak itu berkata, “ Berbuat baik lah terhadap ibu.”

Awalnya kami berbincang tentang tujuan ku kemana, dalam rangka apa, sampai bapak tersebut menanyakan apakah orang tuaku masih ada, aku jawab ya. Dan akhirnya beliau menceritakan kisah sukses yang berawal dari melayani ibu sehingga ibu bahagia, ikhlas, ridho terhadap diri kita. Ujungnya adalah doa ibu.
Ya, bukan berarti doa kita tidak berguna, tapi siapa kita? Doa ibu lebih di dengar dan disegerakan dikabulkan Allah.

”Bukanya saya mau riya’ dek, tapi saya hanya ingin berbagi pengalaman, agar tidak hanya saya yang merasakan keajaiban Allah”. Aku hanya mengangguk dan tersenyum sebagai isyarat kepada bapak tersebut untuk segera melanjutkan ceritanya.

Ketika nik haji bersama ibu, saya benar-benar melayani ibu. Menemani setiap menunaikan ibadah, menyuapi ibu makan meskipun ibu malu, sampai pertanyaan itu keluar dari ibu, ” Kamu minta apa le?” ”doakan untuk kebaikan saya bu.” dan ibupun berdoa agar rejeki saya lancar, serta kebaikan untuk saya.

Sebelum berangkat haji, saya bilang ke istri saya, kalau uang yang saya beri untuk membayar tukang habis, hentikan saja dulu pembangunan rumah. Perkiraan saya uang itu hanya bisa bertahan seminggu.
Pulang dari tanah suci, ternyata pembangunan rumah saya masih berjalan. Subhanallah. Kok masih ada tukang ma? Tanya saya pada istri. Iya, ada teman bapak yang datang memberi uang.. Allah memberi rejeki dari arah tak terduga. Salah satu doa ibu terkabul.

Dan di kesempatan lain, setiap sebelum tidur, saya mendekati ibu, bertanya apa yang ibu butuhkan. Ibu tampak terharu dengan sikap saya, dan doa kembali ibu panjatkan pada sang Kuasa. Dalam waktu dekat doa ibupun menjadi kenyataan. Masih banyak kisah lain lagi mbak.

***

Aku percaya cerita diatas. Bukan berarti doa kita tidak berguna. Hanya masalah waktu. Dan Allah membuat special doa ibu dengan mensegerakan doa ibu terkabul. Allah pasti mengabulkan doa seorang hamba. Allah tidak akan pernah ingkar janji. Tapi yakinkah dengan segala amal kita, dengan kualitas ibadah kita, Allah tidak menguji kita dulu? Allah menguji kesabaran dan kesungguhan kita.

Begitu penting dan besarnya arti orang tua di sisi Allah swt. hal ini terlihat dalam Al-Qur’an yang pada beberapa ayat menerangkan tentang perintah berbuat baik kepada orang tua, seperti QS. Al Isra :23-24. Dan dalam hadist nabi disebutkan bahwa yang lebih utama adalah berbuat baik kepada ibu.

Dan sebenarnya aku tidak terlalu takjub dengan cerita bapak tersebut, tanpa mengurangi ketakjuban kepada Allah. Karena memang aku percaya bahwa ridho Allah terletak pada ridho orang tua. Aku juga tahu kalau kita menghadapi sebuah masalah, bisa jadi hubungan dengan orang tua sedang buruk. Berbakti kepada orang tua adalah salah satu kunci pembuka kemudahan dan keberhasilan hidup di dunia.

***

Namun Cerita diatas membukakan mataku. Bahwa selama ini aku belum berbakti sepenuh hati kepada ibu. Selama ini aku hanya berteori tentang berbakti kepada ibu. Teori birrul walidain harus lebih aku praktekan.
Rasanya aku sudah cukup berbakti, tapi mendengar cerita tadi, aku tersadar bahwa apa yang aku lakukan belum seberapa. Masih sekedar menuruti perintah, belum memahami dan mengerti apa yang ibu inginkan. Ya, seharusnya dari dulu aku lebih banyak berbgi dengan ibu, bercerita dari hati ke hati, sehingga aku tahu apa yang ibu inginkan. Tidak hanya ibu yang ingin tahu bagaimana keadaanku.

Memang butuh pengorbanan serta perjuangan berat untuk mendapat pahala besar. Sering ada keinginan untuk membantu ibu. Tapi seringnya juga beliau lebih cepat bertindak sehingga tidak perlu bantuanku. Aku masih harus banyak belajar lagi. Ibu selalu lebih baik dariku. Di permulaan pagi ibu dengan gesit beribadah, mengerjakan pekerjaan rumah, melayani suami dan anak-anak, berangkat bekerja dengan langkah ringan. Tanpa keluhan apapun. Dan masih banyak lagi kehebatan seorang ibu.

***

Masih ada orang baik ternyata, pikirku setelah bertemu dengan bapak tersebut. Kebanyakan aku menjumpai teman sebelah yang cuek, sibuk dengan pikiran dan urusannya sendiri, termasuk aku juga mungkinTapi kali ini, bapak tersebut tidak hanya berkisah tentang pengalaman beliau dengan sang ibu, tetapi juga mengenai putra putri beliau, usaha serta pengalaman yang lain.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar