Alhamdulillah

By norma - 3/28/2015 10:04:00 PM


Tidak ada hari yang bisa kita lewati tanpa bersyukur. Nikmat Allah sangatlah banyak. Sungguh. 

***
Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman: 13)

Nikmat Sehat.
Ya ini terasa sekali ketika kita sedang diuji dengan sakit. Kamis kemarin aku menjalani operasi minor gigi geraham bungsu miring. Sakit? Jangan ditanya. Sakitnya pollll. Bagaimana proses pembedahan gusi sampai gigi miring tersebut bisa dicabut? Dibius, dibuka gusinya, dibor giginya, lanjut dicabut. Jangan bayangkan proses pencabutan disini semudah gigi yang tercabut karena memang sudah goyang sebelumnya. Giginya diambil begitu saja, ditarik sampai tercabut dari gusi. Proses inilah yang kurasa paling berat. Gigi ditarik paksa. Ya walaupun bius bekerja, tapi tetap saja gusinya terasa pegal. Yang membuat tidak nyaman adalah, kepala seperti berputar-putar, aku seperti hampir kehilangan kesadaran. Beruntung aku dapat fokus kembali, berusaha untuk tetap sadar. Disaat itulah aku merasa sangat sangat sangat sangat butuh pertolongan dari Allah. Aku sangat memohon kemudahan pada-Nya agar proses pencabutan gigi ini segera selesai. 

Akhirnya gigi dapat dicabut. Operasi selesai.

Sungguh, meskipun rasa sakitnya tidak bisa dipungkiri, namun tetap saja ada sesuatu yang harus kusyukuri: operasi berjalan lancar. Allah, terimakasih telah selalu membersamai hamba.

***
Kamis pekan kemarin, aku memperoleh informasi dari Mbak Irma (thanks a lot Mbak Ir,J) mengenai kesempatan menjadi dosen tetap di sebuah sekolah tinggi di Jogja. Ya Allah, terimakasih. 

Aku merasa ini adalah jalan yang diberikan-Nya, setelah beberapa bulan ini aku dan Ida melihat dan mencari kira-kira perguruan tinggi mana yang bisa menjadi tempat kami berbagi ilmu. Pesan dari Mbak Irma masuk di ponselku siang sekitar jam satu, dan aku baru membaca pesan tersebut sore sekitar jam setengah lima. Padahal pendaftaran terakhir hari itu juga. Dasar kalau di rumah memang tingkat kesadaran terhadap ponsel sangat rendah. Ya secara orangnya dimana, ponselnya dikamar aja. Setelah solat maghrib, aku mendiskusikan dengan Ibuk dan Bapak apakah kesempatan ini dicoba atau dibiarkan saja. Alhamdulillah, kedua orang tua tercinta mendukung. Mbak Irma tidak hanya berperan dalam memberikan informasi awal saja. Akan tetapi juga memberikan informasi-informasi selanjutnya seperti harus dikirim kemana berkas-berkasnya, sampai menjadi penghubung antara kami dengan CP sekolah tinggi yang ternyata adalah teman satu angkatan yang sudah bekerja di sekolah tinggi tersebut (setelah dipikir-pikir, kenapa kemarin itu nggak langsung menghubungi CP nya langsung aja yak, jadi semacam pesan berantai gitu, ngerepotin Mbak Irma dan suami saja). Malam itu juga aku mengumpulkan berkas yang dipersyaratkan, mengunduh transkrip, mencari file-file ijazah dan CV, dan memperbaharui CV yang dari tahun 2013 bahkan tidak pernah dilihat-lihat lagi. Kemudian menulis surat lamaran, untuk akhirnya mengirim berkas-berkas tersebut sekitar pada jam sebelas malam. Setidaknya masih tanggal 19 Maret 2015 lah ya, J.

Alhamdulillah, setelah melalui proses administrasi, kami menuju tahap selanjutnya, yaitu wawancara. Rabu kemarin kami bertemu dengan pihak sekolah tinggi dan teman kami yang ternyata memberi rekomendasi. Diluar dugaanku, ternyata kami langsung diajak bergabung untuk membangun sekolah tinggi kedepan menjadi sebuah universitas. Maakkkk, aku sedikit terharu, siapa saya sehingga diberi kepercayaan seperti ini, langsung diajak bergabung! Ya Allah, betapa Engkau sangat memudahkan langkah hamba kesana. Satu hari berfikir, mendiskusikan lagi dengan orang tua yang meskipun awalnya mendukung namun sempat ragu, bertanya kepada siapa saja yang baik ditanya, melihat lokasi kampus barunya, dan menimbang baik buruknya, akhirnya pada hari Jumat kemarin kami memutuskan untuk bergabung menjadi dosen di sekolah tinggi tersebut. Apa nama sekolah tinggi itu? Masih rahasia ya, J. Nanti kalau sudah ada hitam diatas putih inshaallah akan aku share disini.

Ya Allah, sepertinya baru kemarin hamba menggalau kemana saya akan melangkah setelah menyelesaikan pendidikan, dan sekarang Engkau sudah memberikan jawabannya. 

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin.

Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman: 13)
Semoga langkah ini baik untuk kehidupanku, kini dan nanti, serta menjadi jalan kebaikan. Aamiin.  

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar