Tidak ada hari yang bisa kita lewati tanpa bersyukur. Nikmat
Allah sangatlah banyak. Sungguh.
***
“Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman: 13)
Nikmat Sehat.
Ya ini terasa sekali ketika kita sedang diuji dengan sakit.
Kamis kemarin aku menjalani operasi minor gigi geraham bungsu miring. Sakit? Jangan
ditanya. Sakitnya pollll. Bagaimana proses pembedahan gusi sampai gigi miring
tersebut bisa dicabut? Dibius, dibuka gusinya, dibor giginya, lanjut dicabut. Jangan
bayangkan proses pencabutan disini semudah gigi yang tercabut karena memang
sudah goyang sebelumnya. Giginya diambil begitu saja, ditarik sampai tercabut
dari gusi. Proses inilah yang kurasa paling berat. Gigi ditarik paksa. Ya walaupun
bius bekerja, tapi tetap saja gusinya terasa pegal. Yang membuat tidak nyaman
adalah, kepala seperti berputar-putar, aku seperti hampir kehilangan kesadaran.
Beruntung aku dapat fokus kembali, berusaha untuk tetap sadar. Disaat itulah aku
merasa sangat sangat sangat sangat butuh pertolongan dari Allah. Aku sangat
memohon kemudahan pada-Nya agar proses pencabutan gigi ini segera selesai.
Akhirnya gigi dapat dicabut. Operasi selesai.
Sungguh, meskipun rasa sakitnya tidak bisa dipungkiri, namun
tetap saja ada sesuatu yang harus kusyukuri: operasi berjalan lancar. Allah,
terimakasih telah selalu membersamai hamba.
***
Kamis pekan kemarin, aku memperoleh informasi dari Mbak Irma
(thanks a lot Mbak Ir,J)
mengenai kesempatan menjadi dosen tetap di sebuah sekolah tinggi di Jogja. Ya
Allah, terimakasih.
Aku merasa ini adalah jalan yang diberikan-Nya, setelah
beberapa bulan ini aku dan Ida melihat dan mencari kira-kira perguruan tinggi
mana yang bisa menjadi tempat kami berbagi ilmu. Pesan dari Mbak Irma masuk di
ponselku siang sekitar jam satu, dan aku baru membaca pesan tersebut sore
sekitar jam setengah lima. Padahal pendaftaran terakhir hari itu juga. Dasar kalau
di rumah memang tingkat kesadaran terhadap ponsel sangat rendah. Ya secara
orangnya dimana, ponselnya dikamar aja. Setelah solat maghrib, aku
mendiskusikan dengan Ibuk dan Bapak apakah kesempatan ini dicoba atau dibiarkan
saja. Alhamdulillah, kedua orang tua tercinta mendukung. Mbak Irma tidak hanya
berperan dalam memberikan informasi awal saja. Akan tetapi juga
memberikan informasi-informasi selanjutnya seperti harus dikirim kemana
berkas-berkasnya, sampai menjadi penghubung antara kami dengan CP sekolah
tinggi yang ternyata adalah teman satu angkatan yang sudah bekerja di sekolah
tinggi tersebut (setelah dipikir-pikir, kenapa kemarin itu nggak langsung
menghubungi CP nya langsung aja yak, jadi semacam pesan berantai gitu,
ngerepotin Mbak Irma dan suami saja). Malam itu juga aku mengumpulkan berkas
yang dipersyaratkan, mengunduh transkrip, mencari file-file ijazah dan CV, dan
memperbaharui CV yang dari tahun 2013 bahkan tidak pernah dilihat-lihat lagi.
Kemudian menulis surat lamaran, untuk akhirnya mengirim berkas-berkas tersebut
sekitar pada jam sebelas malam. Setidaknya masih tanggal 19 Maret 2015 lah ya, J.
Alhamdulillah, setelah melalui proses administrasi, kami
menuju tahap selanjutnya, yaitu wawancara. Rabu kemarin kami bertemu dengan
pihak sekolah tinggi dan teman kami yang ternyata memberi rekomendasi. Diluar dugaanku,
ternyata kami langsung diajak bergabung untuk membangun sekolah tinggi kedepan
menjadi sebuah universitas. Maakkkk, aku sedikit terharu, siapa saya sehingga
diberi kepercayaan seperti ini, langsung diajak bergabung! Ya Allah, betapa Engkau
sangat memudahkan langkah hamba kesana. Satu hari berfikir, mendiskusikan lagi dengan orang tua yang meskipun awalnya mendukung namun sempat ragu, bertanya kepada
siapa saja yang baik ditanya, melihat lokasi kampus barunya, dan menimbang baik
buruknya, akhirnya pada hari Jumat kemarin kami memutuskan untuk bergabung
menjadi dosen di sekolah tinggi tersebut. Apa nama sekolah tinggi itu? Masih rahasia
ya, J.
Nanti kalau sudah ada hitam diatas putih inshaallah akan aku share disini.
Ya Allah, sepertinya baru kemarin hamba menggalau kemana
saya akan melangkah setelah menyelesaikan pendidikan, dan sekarang Engkau sudah
memberikan jawabannya.
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin.
“Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman: 13)
Semoga langkah ini baik untuk kehidupanku, kini dan nanti,
serta menjadi jalan kebaikan. Aamiin.
0 komentar