Khawatir

By norma - 1/10/2014 11:11:00 PM

menjadi orang tua, semua dari kita mengetahui, adalah tidak mudah. tapi hanya yang sudah menjadi orang tua saja yang benar-benar tahu beratnya menjadi orang tua. tidak saja mempunyai tanggung jawab untuk membesarkan, orang tua juga dibebani tugas untuk mendidik dan merawat anak agar berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia. menjadi orang tua berarti juga harus lapang hati menghadapi tingkah polah anak dengan karakter masing-masing yang beraneka rupa. tidak hanya diperlukan kesabaran untuk memberi tahu banyak hal, tapi juga kesabaran untuk menerima segala kekurangan dan kelebihan sang anak tercinta. kesedihan dan kebahagian anak sama dengan kesedihan dan kebahagiaan orang tua. sedangkan kesedihan dan kebahagiaan orang tua, hanya mereka saja yang merasa. merupakan naluri orang tua selalu ingin melihat anaknya bahagia, tertawa, dan tercukupi semua kebutuhannya. dan hati mereka akan teriris ketika mendengar buah hatinya menangis. orang tua selalu ingin memastikan bahwa putra putrinya dalam keadaan baik-baik saja. Jika tidak, akan muncul kekhawatiran, sebuah perasaan dimana seseorang merasa takut (gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti.

Jika orang tua menelfon hanya untuk menanyakan kabar, mereka ingin memastikan kondisi kita bagaimana. Jika orang tua selalu mengingatkan kita untuk makan, makan yang banyak, dan  sering menyarankan untuk makan enak, mereka ingin memastikan bahwa kita tidak merasakan lapar, juga tidak mengalami gangguan kesehatan. Bagaimana kondisi kuliah? pertanyaan ini untuk memastikan bahwa kita tidak tertekan dengan segala aktivitas dan tugas yang ada. Ujiannya lancar? Bagi mereka tidak masalah kita bisa mengerjakannya atau tidak, mereka hanya ingin memastikan bahwa kita tidak merasa kecewa setelah sudah mengerahkan pengetahuan dan kemampuan yang ada. disana sedang hujan atau tidak? berarti orang tua ingin memastikan bahwa jikalaupun hujan, kita berada di tempat yang aman terbukti dengan adanya sambungan pembicaraan di telepon genggam, dan kita tidak kehujanan-kedinginan. ya... semuanya untuk memastikan.

dan orang tua, jarang menanyakan kapan kita pulang. mungkin takut memberi beban. mereka tidak ingin waktu sibuk kita disini terbuang. biarkan anak kesayangan yang sedang merantau di tanah orang, mengerjakan segala aktivitas dengan tenang.

ketika aku mendengar kabar adikku yang sedang berada di pulau seberang merasa tidak nyaman dengan suatu hal, seketika muncul kekhawatiran dalam hatiku. aku ikut sedih, dan berfikir keras mencarikan solusi, berharap bahwa semua itu tidak terjadi. Aku begitu khawatir akan keadaannya disana. aku belum lega sampai dia merasa baik-baik saja. tak putus aku mendoakan kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaannya. ini baru hubungan antara kakak-adik. lantas bagaimana perasaan orang tua jika sedang mengkhawatirkan kita? perasaan khawatir itu ternyata sangat tidak mengenakkan sama sekali. maka setelah ini aku bertekad untuk sering-sering mengabarkan kepada bapak ibuk, bahwa aku baik-baik saja disini, bahwa aku punya teman-teman sekelas yang bisa diandalkan, aku punya teman kosan yang siap membantu kapan saja dibutuhkan.

seringlah berkirim kabar. karena perasaan khawatir itu ternyata tidak mengenakkan.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar