Ketemu pembahasan tentang sinyal. Mendadak pengen tidur.
Ya Allah
Apapun yang terjadi dalam hidup hamba, apapun ujian dari-Mu, mampukan hamba untuk tetap selalu berbaik sangka pada-Mu, mampukan hamba untuk selalu berbuat baik dan berada di jalan yang benar. Aamiin.
Ya Allah... Terima Kasih atas segala karunia-Mu. Hamba bisa mengawali pagi ini dengan tanpa kekurangan apapun. Tempat tinggal layak, alat komunikasi multi fungsi, keluarga terbaik, sahabat yang senantiasa mengingatkan hal baik (kadang aku heran dengan orang-orang yang mengeluhkan tentang orang disekelilingnya yang suka bohong bahkan menipu, alhamdulillah tidak terjadi dalam hidupku), kesempatan menuntut ilmu tanpa biaya, dan ketika aku mulai menjauh, hadir teman-teman yang mengingatkan akan Engkau. Serta pagi ini, kesempatan menghabiskan waktu dengan membaca buku yang baik sebelum berangkat ke kampus.
Alhamdulillahirabbilalamiin.
Makan. Nikmat sekali bukan? Apalagi dalam kondisi badan sehat.
Alhamdulillah, ya Allah. Atas nikmat merasakan berbagai jenis makanan. Pengen makan apa,alhamdulillah bisa. Meskipun bilangnya hemat.. Hemat.. Tapi tetep saja pas pengen makan sesuatu ya dibeli juga. Nikmat banget gak sih? Pengen jajan ya jajan aja. Masalah ada atau tidak ada duit di akhir bulan itu urusan nanti.
Pagi-pagi, belum lapar, ngemil dulu. Menjelang kuliah makan. Pulang kuliah jajan. Malam, makan lagi plus makanan ringan. Dan selama ini apa yang dipengen keturutan (iyalah kepengennya gak aneh-aneh). Alhamdulillah.
Apalagi sering melewati jakal. Kalo kata orang, bahkan sampai lulus pun, kita tidak akan bisa mencicipi semua makanan yang dijual disepanjang jalan ini.
Kalau dipikir-pikir, ini baru nikmat makan. Gimana dengan nikmat yang lain? Memang ya kita tidak akan pernah mampu menghitung nikmat yang Allah limpahkan.
Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Bukan satu lebih unggul dari lainnya. Cuma soal kebutuhan, terkadang soal selera. Kalau saya, seneng dengan suasana pedesasaan yang tenang, jalanan lancar, banyak tanah lapang.
Namun berhubung banyak hal yang bisanya dilakukan di kota, seperti menuntut ilmu, ya saya pergi ke kota, :))
Di kota itu, enaknya, hampir semua hal yang dibutuhkan tersedia. Kabel power charger laptop mati, tinggal dibawa ke pusat servis pinggir jalan ke kampus. Pengen ke toko buku, tinggal naik motor sepuluh menit. Perlu servis motor, mampir aja ke bengkel pinggir jalan yang dilewati setiap hari. Cari kebutuhan rumah tangga, tersedia di swalayan terdekat. Mau makan, banyak sekali pilihan.
Tapiiii, macetnya itu lho. Bikin pusing dan geregetan. Apalagi jumat sore!
Selamat hari Jumat. Hari istimewa bagi umat islam.
Jumat ini kuliah pagi sampai jam 9. Ngerjain tugas. Pas jam satu ke kampus lagi, lah ternyata kuliah jam setengah dua kosong. Dari hari rabu gak ada kuliah doooonggg. And now, what next?
Oh ya, btw, mengenal karakter manusia memang gak akan pernah ada habisnya ya. Lingkungan baru, karakter baru. Nemu karakter yang berbeda, kalau dalam hal positif sih, its oke. Tapi kalau dalam hal negatif... Butuh waktu untuk memahami kemudian memaklumi.
Karakterku yang melankolis-plegmatis cukup sering makan ati bertemu dengan karakter blak-blakan, perfectionist, sering menyalahkan, merasa diri paling benar, dan suka protes terhadap hal kecil yang bukan esensi. Salah dikit, gak ada toleransi. Bahkan sikapku yang selow, alon-alon asal kelakon cukup terganggu dengan sikap serba cepat. Tapi sekarang, ya sudahlah. Memang wataknya seperti itu. Aku sudah cukup berani membalas komentar dan protes-protes kecil tapi sering, bukan diam saja seperti biasanya.
Hal tersebut membuatku belajar satu hal, bahwa dengan banyak berinteraksi dengan berbagai macam karakter, membuat kita semakin bisa mengkondisikan diri.
Please help me to answer this assignment: